kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.959.000   13.000   0,67%
  • USD/IDR 16.413   -9,00   -0,05%
  • IDX 7.515   50,54   0,68%
  • KOMPAS100 1.061   11,17   1,06%
  • LQ45 796   8,47   1,07%
  • ISSI 254   0,53   0,21%
  • IDX30 415   3,38   0,82%
  • IDXHIDIV20 474   3,64   0,77%
  • IDX80 120   1,18   1,00%
  • IDXV30 124   1,05   0,86%
  • IDXQ30 133   1,29   0,98%

Pertumbuhan Pembiayaan Fintech Lending Melambat, Pengamat Soroti Sejumlah Hal Ini


Selasa, 05 Agustus 2025 / 18:20 WIB
Pertumbuhan Pembiayaan Fintech Lending Melambat, Pengamat Soroti Sejumlah Hal Ini
ILUSTRASI. Ketua Umum AFPI Entjik S. Djafar


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran pembiayaan fintech peer to peer (P2P) lending tercatat melambat berturut-turut sejak 2 bulan terakhir. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pembiayaan tumbuh 29,01% Year on Year (YoY) per April 2025. Angkanya melambat menjadi 27,93% YoY per Mei 2025, kemudian melambat lagi menjadi 25,06% per Juni 2025 dengan nilai mencapai Rp 83,52 triliun.

Mengenai hal itu, pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda berpendapat terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan pembiayaan fintech lending melambat. Salah satunya, yakni tidak ada momen yang dapat meningkatkan pertumbuhan penyaluran pembiayaan fintech lending secara signifikan setelah Ramadan dan Lebaran. 

"Akibatnya, dari sisi permintaan, ada perlambatan penyaluran pembiayaan. Jadi, sangat tergantung dari siklus permintaan dari sisi masyarakatnya," katanya kepada Kontan, Selasa (5/8/2025).

Baca Juga: Pembiayaan Fintech Lending Tumbuh Melambat, Ini Penjelasan AFPI

Selain itu, Nailul menilai adanya perilaku penyelenggara fintech lending yang makin selektif menyalurkan pembiayaan kepada calon borrower juga bisa menjadi penyebab.

"Tak bisa dipungkiri juga mereka sudah berfokus ke kualitas disbursement," tuturnya.

Selain itu, faktor lainnya adalah makin beragamnya layanan pembiayaan yang bisa diakses masyarakat, seperti Buy Now Pay Later (BNPL) dan gadai. Dengan demikian, hal itu membuat masyarakat lebih leluasa memilih layanan yang mereka inginkan.

"Jadi secara natural, pertumbuhan dari fintech lending akan menyesuaikan dengan bentuk persaingan di dalam industri pembiayaan," ungkapnya.

Nailul menganggap maraknya isu gagal bayar di industri fintech lending yang terjadi belakangan ini juga menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap industri ikut tergerus. Akibatnya, minat masyarakat menyalurkan dana di fintech lending makin menurun. 

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Entjik Djafar menyebut perlambatan itu dipicu adanya beberapa platform fintech lending yang memang lebih selektif untuk menyalurkan pembiayaan kepada calon borrower. Hal itu disebabkan adanya kekhawatiran dari fintech lending mengenai fenomena gagal bayar (galbay) yang digaungkan borrower makin marak.

Baca Juga: Outstanding Pembiayaan Fintech P2P Lending Mencapai Rp 83,52 Triliun per Juni 2025

"Dengan demikian, saat ini penyelenggara memperkuat pada analisis kelayakan kredit, sehingga penyaringan calon borrower lebih ketat," katanya kepada Kontan, Selasa (5/8/2025).

Entjik menerangkan upaya yang selektif itu juga menjadi salah satu langkah penguatan dari penyelenggara fintech lending guna menekan tingkat kredit macet lebih rendah lagi.

Sebagai informasi, berdasarkan data OJK, tingkat risiko kredit macet secara agregat atau TWP90 fintech P2P lending per Juni 2025 tercatat membaik. TWP90 per Juni 2025 tercatat sebesar 2,85% atau membaik, jika dibandingkan posisi per Mei 2025 yang sebesar 3,19%. Adapun pencapaian TWP90 per Mei 2025 tersebut masih berada di batas aman ketentuan OJK, yakni tidak melebihi 5%. 

Baca Juga: Laba Industri Fintech Lending Mencapai Rp 787,57 Miliar per Mei 2025

Selanjutnya: Grup Djarum Akumulasi Beli di Tengah Koreksi SSIA, Harga Berpotensi Lanjut Naik

Menarik Dibaca: Apakah Makan Nanas Bagus untuk Diet Menurunkan Berat Badan?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×