Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam menjaga profitabilitas, perbankan kini tak hanya bisa mengandalkan pendapatan bunga. Dengan beban bunga yang tinggi, bank perlu mencari sumber pendapatan lain.
Hal tersebut pun tercermin dari pendapatan non bunga bank-bank besar yang mencatatkan pertumbuhan cukup tinggi per Agustus 2025. Bahkan, melampaui pertumbuhan pendapatan bunganya.
Ambil contoh, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan non bunga sekitar 18,89% secara tahunan (YoY). Di mana, pendapatan non bunga BCA senilai Rp 18,26 triliun per Agustus 2025.
Baca Juga: Pertumbuhan Pendapatan Bunga Dorong Kinerja Bank Digital Moncer pada Agustus 2025
Sebagai perbandingan, pendapatan bunga bersih dari BCA hanya 5,08% YoY pada periode yang sama. Dalam setahun, nilainya dari Rp 50,5 triliun menjadi Rp 53,1 triliun.
Contoh lain, ada PT Bank Maybank Indonesia Tbk yang bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan bunga hingga 12,7% YoY menjadi Rp 1,33 triliun. Padahal, pendapatan bunga bersih bank asal Malaysia ini turun 0,8% YoY atau senilai Rp 3,39 triliun.
Presiden Direktur Maybank Indonesia Steffano Ridwan bilang saat ini strategi yang dilakukan adalah rebalance ke pendapatan berbasis fee untuk memaksimalkan profitabilitas di tengah rendahnya permintaan untuk modal kerja maupun investasi dan juga perang harga yang ada.
Meski demikian, ia bilang strategi ini bisa berubah tergantung perkembangan situasi ekonomi dan pasar. Di mana, bisa jadi kredit bisa tumbuh dengan lebih kencang di sisa akhir tahun.
“Kami berharap kredit bisa tumbuh dengan baik dari segmen retail, SME maupun korporasi. Tidak bisa juga kita memaksakan sesuatu yg tidak di butuhkan nasabah” ujar Steffano.
Sedikit berbeda, CIMB Niaga mencatatkan penurunan pendapatan non bunga per Agustus 2025. Hanya saja, penurunan tersebut tak sedalam turunnya pendapatan bunga bersih.
Secara rinci, pendapatan non bunga CIMB Niaga turun 1,56% YoY menjadi Rp 3.65 triliun. Nah, pendapatan bunga bersih turun mencapai 1,95% YoY menjadi Rp 8,02 triliun.
Baca Juga: Laba Allo Bank (BBHI) Meningkat 18,86% pada Agustus 2025
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan bilang kondisi margin di perbankan memang sedang tertekan. Alhasil, mendorong fee income untuk bisa memaksimalkan pendapatan menjadi satu cara.
“Sehingga Fee to Income ratio kami lumayan bagus di 30% an sehingga mengurangi ketergantungan terhadap pendapatan bunga,” ujar Lani.
Hanya saja, ia memastikan fungsi intermediasi tetap yang utama. Namun, bank harus memaksimalkan juga potential revenue yang bisa didapat dari nasabah dengan peningkatan customer experience.
“Ini smarter way saja untuk effectiveness dan efficiency operational,” tandasnya.
Selanjutnya: Harga Komoditas Melonjak, Prospek Emiten Tembaga Dinilai Menjanjikan
Menarik Dibaca: Jadi Tren, Ini 6 Manfaat Olahraga Padel untuk Wanita
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News