Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan multifinance optimistis kinerja pembiayaan alat berat bakal tumbuh positif pada tahun 2025.
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) menyampaikan akan mendorong optimalisasi pasar non-tambang batubara untuk menjaga kinerja pembiayaan alat berat.
Head of Investor Relation & Research Adira Finance Sartika Lubis menilai, penurunan harga batubara berpotensi membuat perusahaan tambang melakukan penundaan ekspansi, yang bisa berdampak pada penurunan permintaan alat berat.
"Permintaan atas pembiayaan alat berat dari sektor batubara mungkin akan tertekan," kata Sartika kepada Kontan, Kamis (6/3).
Selain ke pemain tambang, perusahaan telah menyalurkan pembiayaan alat berat ke sejumlah sektor lain, seperti ke sektor perhutanan dan agribisnis, hingga sektor konstruksi.
Baca Juga: Adira Finance (ADMF) Hentikan Penawaran Umum Berkelanjutan VI Obligasi 2023
"Sehingga diharapkan penyaluran pembiayaan alat berat perusahaan secara keseluruhan dapat tetap tumbuh positif pada tahun ini," tuturnya.
Sebagai informasi, sepanjang tahun 2024 lalu penyaluran pembiayaan alat berat perusahaan tercatat sebesar Rp 490 miliar atau meningkat dua kali lipat jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Untuk dapat terus mendorong pertumbuhan pembiayaan alat berat. Di antaranya, melakukan perluasan dari sisi line up pembiayaan produk alat berat serta menambah manpower dari sisi marketing agar bisa lebih menjangkau nasabah secara nasional.
Kemudian, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) atau BFI Finance menyampaikan optimismenya terhadap pertumbuhan kinerja pembiayaan alat berat.
Corporate Communication Head BFI Finance Dian Ariffahmi menyampaikan, saat ini perusahaan tetap berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan alat berat dengan mempertimbangkan risiko dan menjaga kualitas kredit.
"Namun, kami tetap aware dengan beragam tantangan yang ada dan kami tetap menyalurkan pembiayaan secara lebih selektif," kata Dian kepada Kontan, Senin (3/3).
Menurutnya, diversifikasi sektor menjadi kunci agar pembiayaan tetap bertumbuh di tengah dinamika industri. Hingga Desember 2024, piutang dikelola (managed receivables) untuk segmen ini tumbuh 13,6% secara year on year (YoY) atau tahunan.
Untuk mendorong pertumbuhan, BFI Finance terus memperluas jaringan dan meningkatkan layanan berbasis digital guna mempermudah akses pembiayaan bagi pelanggan.
Baca Juga: Kredit Macet Masih Mengancam, Leasing Jaga Rasio Pencadangan
Pengembangan teknologi juga menjadi fokus utama, termasuk digitalisasi proses dari tahap awal pembiayaan hingga sistem penagihan, sehingga efisiensi operasional semakin meningkat.
Sebagai informasi, sepanjang tahun 2024, BFIN mencatat penyaluran pembiayaan baru mencapai senilai Rp 20 triliun, nilai ini meningkatkan 5,1% secara YoY.
PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) mencatat realisasi penyaluran pembiayaan alat berat mencapai sebesar Rp 470 miliar sepanjang tahun 2024.
Direktur Utama Clipan Finance, Harjanto Tjitohardjojo mengakui bahwa awal tahun 2025 ini masih menjadi periode yang menantang untuk pembiayaan di sektor alat berat.
Hingga Januari 2025, ia menyebut nilai pembiayaan alat berat yang disalurkan belum mencapai tingkat optimal jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Faktor yang mempengaruhi pembiayaan alat berat di antaranya yakni pertumbuhan ekonomi, harga komoditas, dan kebijakan perekonomian," ujarnya kepada Kontan, Rabu (5/3).
Namun, CFIN melihat permintaan alat berat tidak hanya bergantung pada sektor pertambangan. Sektor lain seperti perkebunan dan industri tanaman juga memberikan kontribusi positif terhadap penyaluran pembiayaan.
Selain mengandalkan diversifikasi, CFIN juga berupaya mempertahankan kualitas kredit dengan selektif dalam menyalurkan pembiayaan.
Untuk mengoptimalkan kinerja pembiayaan alat berat, CFI telah menyiapkan sejumlah strategi. Di antaranya, mengutamakan pembiayaan kepada debitur utama, serta memperluas cakupan cabang.
"Kami juga tetap memprioritaskan kehati-hatian dalam penyaluran pembiayaan melalui peningkatan kompetensi sumber daya manusia," lanjutnya.
Baca Juga: OJK Beri Sanksi pada 24 Multifinance dan 32 Fintech Lending per Februari 2025
Selanjutnya: Asuransi Kredit Jadi Lini Bisnis dengan Klaim Tertinggi, Begini Prospeknya pada 2025
Menarik Dibaca: 14 Ramuan untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi secara Alami
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News