Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belakangan, digital startup melakukan efisiensi demi mempertahankan keberlangsungan bisnisnya. Salah satu efisiensi bisnis yang dilakukan perusahaan rintisan ini ialah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Sebut saja, LinkAja dan Zenius yang pekan lalu melakukan PHK dengan alasan penyesuaian bisnis di tengah kondisi makro ekonomi yang terjadi saat ini. Sebelumnya, TaniHub juga melakukan PHK karena ada perubahan bisnis.
Adapun, salah satu modal ventura yang memiliki portofolio di perusahaan-perusahaan tersebut ialah BRI Ventures. Di mana, BRI Ventures sempat terlibat dalam pendanaan seri B senilai US$ 65,5 juta setara Rp 942 miliar untuk TaniHub.
Baca Juga: BRI Ventures Danai Startup Ramah Lingkungan Plepah
Selain itu, BRI Ventures juga ikut terlibat dalam pendanaan seri B untuk LinkAja bersama Grab, Telkomsel, dan Mandiri Capital Indonesia (MCI).
Saat itu, mereka menyepakati total komitmen hingga sekitar US$ 100 juta sekitar Rp 1,4 triliun yang akan dimanfaatkan untuk mengakselerasi pertumbuhan LinkAja.
Corporate Secretary BRI, Aestika Oryza Gunarto pun bilang bahwa selama ini BRI Ventures dalam berinvestasi untuk meningkatkan kapabilitas, berdampak positif terhadap bisnis, dan membuka akses untuk ekosistem baru bagi BRI Group.
Oleh karenanya, BRI melihat selama portofolio investasi yang dimiliki oleh BRI Ventures bisa mendukung ekosistem BRI Grup tentu tak akan jadi masalah. Dus, LinkAja dilihat masih memiliki kontribusi bagi ekosistem BRI.
“BVI akan menjadi vehicle BRI Group dalam mengakses teknologi dan inovasi baru, serta menciptakan kerja sama strategis antara BRI Group dengan startup dan ekosistem,” ujar Aestika kepada Kontan.co.id, Senin (29/5).
Sementara itu, CEO MCI Eddi Danusaputro pun mengatakan dalam hal startup yang menjadi portofolio miliknya melakukan efisiensi, pihaknya mengapresiasi langkah berani dari manajemen. Mengingat, hal tersebut dilakukan untuk perusahaan rintisan ini bisa bertahan.
“Salah satu langkah untuk menuju profitability itu ialah langkah-langkah efisiensi. Tentu, efisiensi itu macam-macam bukan hanya PHK tapi bisa mengurangi marketing budget pula,” ujar Eddi.
Baca Juga: Pengamat: Pengelola Startup Harus Cari Jalan Keluar dari Kebiasaan Bakar Uang
Sebelumnya, Eddi pun juga pernah menegaskan bahwa berinvestasi pada perusahaan rintisan memang memerlukan waktu karena ini merupakan investasi jangka panjang. Ia bilang biasanya dalam berinvestasi, MCI bisa menghabiskan waktu hingga delapan tahun.
Eddi yang juga merupakan Sekretaris Jenderal Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) pernah bilang bahwa jikalau portofolio yang dimiliki tidak memiliki kinerja yang bagus, tidak serta-merta melakukan exit dari investasinya.
“Kalau keluar dengan cut loss itu tidak segampang yang dipikirkan. Kalau mau jual perusahaan kinerja yang jelek, siapa yang mau beli juga,” ujar Eddi, belum lama ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News