Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank digital di Tanah Air mulai berlomba-lomba menghadirkan pinjaman digital secara langsung. Kehadiran layanan-layanan ini bakal menjadi solusi untuk membantu masyarakat terhindar dari pinjaman online (pinjol) ilegal yang marak belakangan.
Terbaru datang dari PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW). Bank ini hadir dengan sesuatu yang berbeda dari kompetitornya. Jika yang lain berencana menghadirkan pinjaman online lewat aplikasi sendiri, bank ini justru tidak membuat aplikasi. Perseroan memilih menggandeng Indosat Ooredoo Hutchinson dalam menghadirkan layanan pinjaman online tersebut.
Bank QNB dan Indosat Ooredoo Hutchinson meluncurkan pinjaman digital yang diberi nama UCan. Layanan ini hadir dalam ekosistem Indosat Ooredoo Hutchinson dan hanya bisa diakses lewat aplikasi myIM3. Dengan begitu, kerjasama ini bersifat eksklusif dimana UCan hanya diperuntukkan bagi pengguna Indosat.
Pinjaman digital UCan menawarkan dua fitur yakni Tarik tunai dan Installment. Layanan tarik tunai menawarkan pinjaman dengan berbagai pilihan tenor. Sementara installment memungkinkan para pengguna untuk membeli beragam paket data Indosat dengan harga, cicilan, dan masa berlaku yang bervariasi.
Baca Juga: Optimis, Sejumlah Bank Besar Kejar Target Bisnis Dobel Digit pada Tahun 2022
Geoffry Nugraha, Acting President Director Bank QNB Indonesia mengatakan, perkembangan teknologi yang begitu cepat mendorong perbankan untuk aktif melakukan kerjasama dengan perusahaan non bank.
"Dalam hal ini kami memilih bekerjasama dengan perusahaan telekomunikasi yang memiliki akses yang luas terhadap masyarakat di Indonesia dimana penggunanya sudah lebih dari 100 juta. Kami meluncurkan digital lending UCan untuk pelanggan Indosat. Dengan kolaborasi ini, kami yang punya cabang terbatas bisa menjangkau populasi yang masih underbank di Indonesia," jelasnya saat peluncuran UCan di Jakarta, Rabu (19/1).
Rudiantara sebagai komisaris independen perusahaan hasil merger Indosat Ooredoo dan Hutchison mengatakan, kerjasama ini tentu akan membantu dalam menjalankan prinsip mengenal nasabah (Know Your Customer/KYC) perbankan. Ini merupakan prinsip yang dilakukan untuk mengetahui identitas nasabah dan mencegah resiko yang muncul ke depannya.
Proses KYC akan lebih cepat dilakukan karena Indosat sudah memiliki data terkait siapa nasabah dan histori transaksi pembelian data yang bisa menggambarkan kemampuannya dalam melakukan cicilan ke depan.
"Kami sudah punya berapa data yang digunakan kostumer kami. Sehingga proses KYC bisa dilakukan dengan cepat dan tepat. Sehingga kolaborasi ini akan mempercepat peningkatan inklusi dan literasi keuangan," jelasnya Rudiantara.
Baca Juga: Terkait Arah Bunga Kredit, Perbankan Masih Memantau Kebijakan BI dan Biaya Dana
Ronald, Head Of Retail Products Management Bank QNB Indonesia menjelaskan, target market dari layanan UCan ini adalah pengguna Indosat dengan usia 31tahun -45 tahun dan juga paham dengan teknologi.
Menurutnya, keuntungan yang didapat nasabah melalui UCan adalah keamanan privasi terjaga karena produk pinjaman digital ini sudah mendapat izin dari OJK, proses persetujuan bisa dilakukan instan, menawarkan suku bunga kredit multiguna yang kompetitif dan pembayaran fleksibel dengan beragam pilihan tenor.
Namun, ia tidak menyebutkan berapa target kredit yang akan disalurkan di tahun pertama kerjasama ini. "Target kami adalah menjangkau sebanyak mungkin nasabah dari 100 juta lebih pengguna Indosat saat ini," ujarnya Ronald.
Adapun suku bunga kredit yang ditawarkan bank ini akan selalu di-review dan untuk saat ini ditawarkan bunga sampai 2,9% per bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News