kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Piutang pembiayaan sejumlah multifinance terkerek permintaan kredit mobil


Rabu, 11 Agustus 2021 / 17:31 WIB
Piutang pembiayaan sejumlah multifinance terkerek permintaan kredit mobil
ILUSTRASI. Konsumen mengamati pameran otomotif secara virtual melalui kanal digital di Tangerang Selatan, Jumat (19/3). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/19/03/2021.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan statistik terbaru industri pembiayaan yang diunggah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai outstanding bruto dari seluruh objek pembiayaan yang dibiayai leasing hanya mencapai Rp 386,68 triliun per Juni 2021.

Nilai tersebut turun 10,42% (year-on-year/yoy) dari capaian pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp 431,67 triliun pada Juni 2020 dan turun 0,8% yoy dari capaian bulan Januari 2021 yang sebesar Rp 390,07 triliun.

Kendati sempat mencatatkan perbaikan nilai piutang pembiayaan (outstanding), namun pada paruh pertama periode 2021 nilainya kembali ke titik terendah. Seperti diketahui, pada bulan April 2021 sempat terjadi perbaikan nilai outstanding industri multifinance dengan menyentuh Rp 389,58 triliun. 

Pendorong utamanya karena permintaan kredit di masa Ramadan dan libur Lebaran, serta awal mulai berlakunya insentif pajak barang mewah (PPnBM) untuk beberapa jenis mobil baru.

Baca Juga: Kebutuhan pinjaman meningkat, industri keuangan berlomba tawarkan bunga pinjaman mini

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) juga mengaku piutang yang dikelola Perusahaan masih mencatatkan penurunan sebesar 18,1% yoy menjadi Rp 41,3 triliun pada Semester I/2021 yang disebabkan oleh rundown portfolio yang lebih tinggi. Kendati demikian, di sepanjang Semester I-2021, Adira Finance berhasil mencatatkan pembiayaan baru bertumbuh sebesar 17,3% yoy menjadi Rp 11,8 triliun. 

Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli mengatakan, pertumbuhan ini seiring meningkatnya penjualan pada industri otomotif, antara lain didukung oleh stimulus insentif pajak (PPnBM) pembelian mobil penumpang baru, aktivitas ekonomi yang mulai membaik, dan adanya efek penjualan dari periode bulan Ramadan.

Hafid menjelaskan, hampir semua portofolio pembiayaan mengalami kenaikan, terutama didominasi oleh segmen pembiayaan mobil baru yang meningkat sebesar 30,1% yoy, kemudian diikuti segmen pembiayaan mobil bekas dan sepeda motor baru masing-masing meningkat sebesar 23,4% yoy dan 13,3% yoy dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Kami masih menargetkan pembiayaan baru di tahun 2021 tumbuh sebesar 20%-30% dari pencapaian tahun lalu. Hal ini relatif sejalan dengan target dari AISI dan Gaikindo yang masih menargetkan penjualan kendaraan bermotor yang tumbuh double digit pada tahun 2021," ujar Hafid kepada kontan.co.id, Selasa (10/8).

Hafid menyebut, dalam meningkatkan pembiayaan di tahun ini, perusahaan akan terus meningkatkan pangsa pasar di bisnis otomotif, baik mobil maupun sepeda motor, dengan memberikan berbagai program penjualan yang menarik bagi pelanggan baru dan lama serta memperkuat hubungan baik dengan dealer dalam meningkatkan pembiayaan baru.

Baca Juga: Laba bersih Mandala Multifinance (MFIN) tumbuh 54,27% pada semester I-2021

Selain itu, memperluas jaringan ke bisnis non otomotif dengan terus melakukan diversifikasi produk yang ditawarkan untuk mendukung pertumbuhan bisnis, perusahaan juga akan lebih menyelaraskan antara pertumbuhan pembiayaan baru dan pengendalian kualitas aset di tengah lingkungan operasional yang penuh tantangan.

Sementara piutang pembiayaan PT Mandiri Utama Finance (MUF) pada semester I/2021 tercatat tumbuh 17% jika dibandingkan yoy pada Juni 2020. "Pertumbuhan cukup merata di semua segmen baik mobil maupun motor," kata Direktur Utama PT Mandiri Utama Finance (MUF) Stanley Atmadja.

Stanley memproyeksikan, pada semester kedua 2021, pembiayaan baru akan cenderung stagnan dibandingkan pembiayaan baru semester satu, mengingat adanya kenaikan Covid-19 yang diikuti juga dengan kebijakan pengetatan dari pemerintah (PPKM).  "Total sampai akhir tahun 2021 diproyeksikan pembiayaan baru sebesar Rp 9,2 triliun dari semester I yang sebesar Rp 4,7 triliun," papar Stanley.

Kendati pembiayaan baru pada semester II/2021 akan stagnan, akan tetapi Stanley menyebut, secara nilai piutang pembiayaan hingga akhir tahun diproyeksikan masih akan tumbuh sekitar 6,5% dibandingkan nilai pada Juni 2021.

"Untuk menjaga pencapaian target pembiayaan dilakukan dengan tetap membina kerja sama yang baik dengan semua mitra penyaluran pembiayaan, terus meningkatkan process excellence akuisisi pembiayaan sehingga calon nasabah merasakan pelayanan yang sangat baik dari MUF dan senantiasa menghadirkan produk-produk pembiayaan yang menarik dan sesuai kebutuhan pada calon nasabah," ungkap Stanley.

PT Mandiri Tunas Finance (MTF) juga menyatakan, kinerja piutang pembiayaan di semester I 2021 cukup baik yaitu mengalami kenaikan hampir 5% atau sebesar Rp 9,2 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. "Kami melihat di semester kedua tahun ini masih cukup baik dengan adanya relaksasi PPnBM yang berlaku sampai dengan Agustus 2021," ujar Direktur MTF William Francis. 

Sementara itu, MTF menargetkan pembiayaan baru sebesar Rp 20 triliun sampai dengan akhir tahun 2021. Menurut William, MTF masih optimistis dengan target ini, pihaknya melakukan strategi untuk memperbesar akuisisi nasabah dari Bank Mandiri, selain itu juga maksimalisasi digitalisasi di MTF.

Selanjutnya: Piutang pembiayaan CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) tumbuh 17% di semester I 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×