Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Platform fintech peer to peer (P2P) lending alias pinjaman online (pinjol) Julo digadang-gadang bakal melantai di bursa saham atau menggelar penawaran umum saham perdana alias intial public offering (IPO) di Indonesia.
Dilansir dari laman Bloomberg, Senin (26/2), IPO ini dilakukan Julo karena pendapatan tahunan perusahaan telah mendekati US$ 100 juta atau setara dengan Rp 1,56 triliun (dengan kurs di kisaran Rp 15.594 per dolar AS).
Disebutkan bahwa Julo sedang berbicara dengan investor untuk putaran pendanaan pra-IPO dan mulai menjajaki opsi untuk pencatatan saham perdana itu. Sayangnya tak disebutkan lebih rinci mengenai hal ini.
Saat ini, Julo berusaha mencari pendanaan di saat banyak perusahaan tengah berjuang mendapatkan modal sebab industri ventura secara global sedang berjuang menghadapi kenaikan suku bunga dan inflasi.
Baca Juga: Sudah Berusia 7 Tahun, Julo Perkuat Komitmen untuk Tingkatkan Literasi Keuangan
Tercatat pendapatan Julo meningkat sebesar 73% di tahun 2023 dan mencapai tingkat pendapatan tahunan sebesar US$ 121 juta di akhir tahun 2023.
Julo optimistis akan mendapat profitabilitas dari laba bersih di tahun 2024 ini. hal ini dibuktikan kepada para investor bahwa perusahaan mampu tumbuh dan menghasilkan uang.
Julo membukukan total penyaluran pinjaman mencapai US$ 454 juta kepada 7,3 juta penerima pinjaman. Jumlah ini naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
Aplikasi Julo memungkinkan pengguna di Indonesia menujukan pinjaman, menarik dan mengirim uang tunai serta membayar biaya sekolah. Perusahaan yang berbasis di Jakarta ini menargetkan segmen pasar berpendapatan menengah.
Untuk diketahui, Julo tercatat memiliki kredit macet atau Tingkat Keberhasilan Bayar 90 Hari (TKB90) di level 95,51%. Artinya, tingkat wanprestasi di atas 90 hari (TWP90) Julo berada di 4,49%, hampir mendekati ambang batas regulator yang sebesar 5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News