kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,47   -2,07   -0.23%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pluang: Platform Investasi Multi-Aset Berdampak Positif ke Pendapatan Investor Ritel


Kamis, 22 September 2022 / 17:36 WIB
Pluang: Platform Investasi Multi-Aset Berdampak Positif ke Pendapatan Investor Ritel
ILUSTRASI. Pluang?luncurkan produk investasi di Micro E-mini NASDAQ 100 Index Futures, produk berjangka yang ditransaksikan pada Chicago Mercantile Exchange (CME).


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dengan laju pertumbuhan sektor investasi ritel yang sangat pesat, Pluang bersama lembaga riset Center for Economic and Law Studies (CELIOS) meluncurkan studi berjudul “Dampak Aplikasi Multi-Aset Terhadap Pertumbuhan Investor Ritel”, sebagai kajian pertama dalam sektor investasi ritel yang berfokus pada tren investasi ritel dan aplikasi multi-aset.

Berdasarkan data dari 3.530 responden survei di seluruh Indonesia, studi ini bertujuan untuk memberi gambaran sektor investasi ritel di Indonesia, perilaku dan kebutuhan investor ritel, serta dampak dari kehadiran aplikasi multi-aset bagi investor ritel maupun pertumbuhan ekonomi nasional.

Acara peluncuran studi CELIOS merupakan inisiatif Pluang sebagai anggota Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) dan Badan Pengembangan Keuangan Digital (BPKD) Kadin Indonesia.

Co-Founder Pluang Claudia Kolonas berharap bahwa studi ini dapat menjadi pelopor kajian pada sektor investasi ritel di Indonesia.

Baca Juga: KADIN Indonesia Tekankan Pentingnya Literasi Keuangan di Era Transformasi Digital

“Dengan inovasi teknologi di sektor keuangan digital, studi tentang sektor investasi ritel ini diharapkan dapat membuka banyak ruang untuk membangun ekosistem keuangan digital yang kondusif,” kata Claudia dalam acara diseminasi riset CELIOS bersama Pluang di Menara Kadin Indonesia, (20/9).

Studi ini menjadi salah satu inisiatif Pluang untuk menyediakan referensi yang bisa menjadi dasar pembuatan kebijakan yang mendorong percepatan sektor keuangan digital di Indonesia.

Claudia mengemukakan bahwa studi dampak aplikasi multi aset ini juga merupakan komitmen Pluang untuk meningkatkan cakupan literasi dan inklusi finansial serta mengakselerasi pertumbuhan ekosistem inovasi teknologi sektor keuangan (ITSK) di Indonesia.

Berinvestasi menggunakan platform digital kini menjadi pilihan pengguna, melalui kemudahan akses, biaya yang terjangkau, dan kelengkapan fitur yang ditawarkan.

Kajian CELIOS bersama Pluang mengungkap lebih dari setengah responden merasa keberadaan platform aplikasi multi-aset berdampak positif pada pendapatan mereka.

Dari populasi tersebut, mayoritas responden berinvestasi untuk meningkatkan pendapatan pasif dan tujuan investasi jangka panjang seperti mempersiapkan dana darurat, dana pensiun dan dana pendidikan anak.

Data KSEI menunjukan bahwa per April 2022, 60,29 persen investor pasar modal berusia di bawah 30 tahun, yang rata-rata masih berada di awal dan pertengahan karir profesionalnya.

Baca Juga: Pluang Persembahkan Cinderamata Khas Indonesia Karya UMKM Lokal untuk Presidensi Y20

Penelitian CELIOS bersama Pluang juga menemukan hal yang sejalan dengan kondisi demografi ini. Investasi tidak lagi terbatas pada investor bermodal besar, namun dapat dimulai dengan modal yang terjangkau.

Executive Director CELIOS Bhima Yudhistira menjelaskan, mayoritas responden menganggap berinvestasi memiliki kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Pesatnya momentum ekonomi digital di Indonesia dan adopsi teknologi yang cepat dari kalangan generasi muda mendorong terciptanya persepsi ini.

Berinvestasi di platform investasi digital dianggap sebagai aksi berkontribusi terhadap peningkatan sektor teknologi informasi, membantu pendanaan perusahaan, dan efek penciptaan tenaga kerja dari investasi.

"Hal ini menjadi indikasi positif bahwa platform investasi digital mampu mendorong terciptanya investment-oriented society atau masyarakat yang melek investasi,” tuturnya.

Deputi IV Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Mohammad Rudy Salahuddin membuka peluncuran kajian ini dengan menekankan pentingnya peran fintech dan potensi investor ritel pada pertumbuhan ekonomi.

"Kehadiran fintech yang membantu mendistribusikan produk investasi ikut mendorong munculnya investor ritel domestik. Pertumbuhan investor ritel memiliki korelasi dengan perekonomian nasional," ujarnya.

Dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh tingginya perkembangan investor ritel di segmen milenial, diharapkan dapat mendukung penciptaan berbagai sumber pertumbuhan baru dan menstimulasi aktivitas ekonomi secara agregat melalui peningkatan kemandirian pembiayaan, penguatan stabilitas pasar domestik, secara penyediaan biaya pembangunan infrastruktur.

Baca Juga: Investor Muda Dominasi Pasar Modal, Ini yang Sebaiknya Perlu Diingat

Pertumbuhan investor ritel ini juga berkontribusi pada inklusivitas akses investasi aset kripto di Indonesia.

“Sejalan dengan studi CELIOS bersama Pluang, angka perdagangan komoditas berjangka di Bappebti tumbuh pesat di 2021 dengan kontribusi signifikan dari emas digital dan aset kripto," ujar Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Bappebti, Tirta Karma Senjaya.

Bappebti juga mengamati bahwa sebanyak 70% investor aset kripto mengalokasikan pendapatannya dengan nominal investasi di bawah Rp500.000. Hal ini menunjukan bahwa akses investasi aset kripto di Indonesia semakin mudah dengan semakin terjangkaunya nominal untuk memulai berinvestasi aset kripto.

Direktur Hubungan Masyarakat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Darmansyah juga menyampaikan perlunya harmonisasi kebijakan antar regulator untuk memberi masyarakat kepastian hukum terutama terkait perlindungan konsumen.

Hasil riset ini sangat penting bagi OJK untuk membentuk kebijakan edukasi dan perlindungan konsumen guna melindungi para investor, juga untuk kebijakan bagi industri.

"Ini menjadi catatan bagi kami untuk terus meningkatkan standar perlindungan di tengah pesatnya perkembangan teknologi di sektor jasa keuangan,” ujar Darmansyah.

Direktur Eksekutif Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Mercy Simorangkir turut menyambut baik kehadiran studi ini dan berharap Studi CELIOS bersama Pluang ini memberikan landasan untuk membuat pengukuran kesuksesan layanan keuangan digital.

“Para pelaku usaha di sektor keuangan digital perlu mengetahui bagaimana mencapai tujuan platform digitalnya, termasuk memperluas inklusi finansial. AFTECH berharap studi ini menjadi landasan penyusunan kebijakan layanan keuangan digital yang memiliki beragam tantangan khususnya menyeimbangkan antara growth, innovation, dan governance,” ujarnya

Baca Juga: Pluang Dukung Perumusan Komunike Y20 & Tekankan Pentingnya Keterwakilan Pemuda di G20

Senada dengan yang disampaikan para penanggap, Analis Kebijakan Madya di Pusat Kebijakan Sektor Keuangan, Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Yani Farida dan Asisten Deputi Keuangan Inklusif Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusi (DNKI), Erdiriyo menekankan pesatnya pertumbuhan layanan keuangan digital dan pentingnya harmonisasi kebijakan di tingkat nasional untuk meningkatkan literasi keuangan dengan sosialisasi berbasis digital.

DNKI merupakan dewan khusus yang dibentuk untuk mengakselerasi inklusi keuangan di Indonesia lewat implementasi Strategi Nasional Keuangan Inklusif dan upaya-upaya integratif lainnya dari lembaga dan institusi pemerintah di bawah kelompok-kelompok kerja spesifik yang dipimpin langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×