Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Porsi total aset bank pembangunan daerah (BPD) dibanding total aset bank umum mengalami penurunan secara year on year (YoY) pada April lalu. Porsi total aset BPD dibanding bank umum menurun dari semula 9,37% di April 2013 menjadi 8,58% di April 2014.
Menurut Nazwar Nazir Datuk Paduko Rajo Imbang, Direktur Eksekutif Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda), penurunan porsi total aset BPD dibanding bank umum pada April terjadi karena melambatnya pertumbuhan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Banyak BPD kesulitan bersaing dalam perang bunga simpanan yang makin tinggi.
“Namun pertumbuhan kredit tetap naik. Cuma saya tidak hapal angkanya,” kata Nazwar saat dihubungi KONTAN, Senin, (7/7).
Nazwar menjelaskan bahwa secara umum pertumbuhan bisnis BPD memang lambat dibandingkan bank umum nasional. Sebab sebagian besar BPD masih kesulitan dalam permodalan.
“Selain itu, BPD kebanyakan masih berkutat dalam penyaluran kredit mikro. Namun banyak bank umum nasional semakin agresif memasuki sektor ini. Akibatnya banyak BPD makin kesulitan bersaing,” ujar pria yang pernah menjadi Direktur Utama Bank Nagari tersebut.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2014, total aset yang dimiliki 26 BPD seluruh Indonesia mencapai Rp 430,04 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 5,04% dibanding April 2013 yang mencapai Rp 409,38 triliun (YoY).
Sayangnya total aset BPD di bulan April 2014 hanya sebesar 8,58% dibanding total aset bank umum yang mencapai Rp 5.008,09 triliun. Porsi tersebut menunjukkan penurunan dibanding April tahun lalu dimana total aset BPD mencapai 9,37% dibanding total aset bank umum sebesar Rp 4.367,75 triliun (YoY).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News