Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bank DKI mengalami peningkatan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) dalam penyaluran kredit usaha rakyat (KUR). Kredit macet KUR di Bank DKI mencapai 5,4% pada bulan Mei lalu.
Menurut Eko Budiwiyono, Direktur Utama Bank DKI, kondisi ini bukan disebabkan buruknya manajemen resiko dalam penyaluran KUR di Bank DKI. “Melainkan karena banyak kredit macet kita, klaim pembayaran asuransi oleh Askrindo atau Jamkrindo belum terealisasikan,” kata Eko saat dihubungi KONTAN, Kamis, (3/7).
Eko membantah tingginya kredit macet disebabkan lemahnya pengawasan terhadap debitur. Ia juga menegaskan bahwa prinsip kehati-hatian terus ditingkatkan dalam menyalurkan KUR.
“Cuma masalahnya di Jakarta ini, banyak juga debitur KUR kami yang domisilinya ternyata tidak di Jakarta. Tapi di mobile tiap hari dari luar Jakarta ke Jakarta. Ini menyulitkan,” pungkas Eko.
Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, jumlah KUR yang dikucurkan BPD DKI Jakarta sampai Mei lalu mencapai Rp 418,49 miliar. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan 45,72% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan ini juga diikuti kenaikan jumlah debitur KUR Bank DKI dari semula 2.081 debitur di Mei 2013 menjadi 2.285 debitur di Mei 2014.
Rata-rata KUR yang disalurkan juga mengalami peningkatan dari Rp 138 juta per debitur di Mei 2013 menjadi Rp 183,1 juta di Mei 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News