kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Porsi Pembiayaan Mobil Bekas Naik


Kamis, 24 Juni 2010 / 08:30 WIB
Porsi Pembiayaan Mobil Bekas Naik


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Perusahaan pembiayaan Bhakti Finance, anak usaha PT Bhakti Investama Tbk, bakal memperbesar porsi pembiayaan mobil bekas dan kredit pemilikan rumah (KPR) di 2010 ini. Bhakti Finance mematok penyaluran pembiayaan mobil bekas meningkat menjadi 10%-15% dari total target pembiayaan.

“Sebelumnya kan kontribusi pembiayaan mobil hanya berkisar 4%. Nah, sekarang menjadi 10%-15% dari target pembiayaan Rp 600 miliar tahun ini,” tutur Sekretaris Perusahaan Bhakti Finance Yudhananta kepada KONTAN, Rabu (23/6).

Kenaikan target ini, imbuh Yudha karena permintaan pembiayaan mobil bekas terus bertambah seiring pertumbuhan pangsa pasar kendaraan bermotor roda empat yang makin menanjak. Tahun lalu, Bhakti Finance sukses mencatat penyaluran pembiayaan mobil bekas hingga Rp 49,51 miliar.

Hitung punya hitung, berarti, Bhakti Finance mengincar penyaluran pembiayaan mobil bekas tahun ini sekitar Rp 123,77 miliar-Rp 185,55 miliar.

Tidak hanya itu, Yudha mengungkapkan, Bhakti Finance juga akan memperbesar porsi penyaluran pembiayaan KPR dari 0,3% atau sekitar Rp 4 miliar pada 2009 lalu menjadi 5% pada tahun ini.

“5% untuk pembiayaan KPR itu sudah sangat maksimal. Sebab, pembiayaan KPR tidak semudah mencari konsumen mobil atau motor. Perlu ekstra hati-hati. Belum lagi urusan surat-surat atau sertifikat dengan pihak pengembang perumahan,” imbuh dia.

Sekedar catatan, total penyaluran pembiayaan Bhakti tahun lalu cuma Rp 256 miliar. Rinciannya, 65% merupakan kontribusi pembiayaan motor produksi non-Jepang, 25% motor produksi Jepang, 4% mobil, 2% elektronik, 0,3 % KPR, dan 0,2% alat berat.

“Dengan memperbesar porsi pembiayaan mobil dan KPR, porsi pembiayaan motor non-Jepang akan dikurangi. Apalagi perkembangan saat ini, permintaan motor non-Jepang juga menurun,” kata Yudha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×