CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Dapen Mandiri: Investasi SBRI Menyumbang 5% dari Total Investasi pada Semester I-2024


Senin, 12 Agustus 2024 / 21:12 WIB
Dapen Mandiri: Investasi SBRI Menyumbang 5% dari Total Investasi pada Semester I-2024
ILUSTRASI. Dana Pensiun Bank Mandiri (DPBM) melaporkan bahwa SRBI menyumbang sekitar 5% dari total nilai investasi ./Pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/08/09/2011.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana Pensiun Bank Mandiri (DPBM) melaporkan bahwa Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) menyumbang sekitar 5% dari total nilai investasi yang mencapai Rp 10,19 triliun pada semester I-2024. 

"SRBI menyumbang porsi sekitar 5% dari total nilai investasi pada Semester I-2024, angka tersebut cukup besar," ujar Direktur Dana Pensiun Bank Mandiri, Abdul Hadie kepada Kontan.co.id, Senin (12/8).

Hadie menjelaskan bahwa alasan utama DPBM mulai mengalokasikan dana ke SRBI adalah karena instrumen ini diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI), sehingga dianggap aman dengan risiko rendah. 

Selain itu, SRBI menawarkan suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan instrumen investasi lainnya. 

Baca Juga: Total Nilai Investasi Dana Pensiun Bank Mandiri Capai Rp 10,19 Triliun

“Kemudian, alasan lainnya karena dalam rangka memanfaatkan likuiditas jangka pendek sesuai kewajiban manfaat pensiun dengan return yang optimal,” imbuhnya. 

Hadie juga mengungkapkan bahwa imbal hasil (return) dari SRBI cukup besar, yakni mencapai 7,35%. 

SRBI yang bersifat jangka pendek juga dinilai lebih menarik dibandingkan deposito berjangka panjang, karena imbal hasilnya lebih tinggi dibandingkan deposito atau Surat Berharga Negara (SBN). 

Bank Indonesia (BI) sendiri menyatakan bahwa suku bunga SRBI konsisten lebih tinggi dibandingkan obligasi negara (SBN). 

Misalnya, pada lelang SRBI awal Mei 2024, SRBI tenor 1 tahun menawarkan imbal hasil sebesar 7,5%, berbanding 6,7% pada SBN tenor yang sama.

Investasi di Instrumen Saham

Selain berinvestasi di SRBI, DPBM juga menempatkan dana di instrumen saham, meskipun nilainya relatif kecil, hanya sebesar Rp 218 miliar atau sekitar 2,19% dari total investasi. 

Namun, nilai investasi di saham ini menurun signifikan. Hadie menyebutkan bahwa nilai investasi di saham turun 17,42% pada semester I-2024 dibandingkan posisi Desember 2023 yang sebesar Rp 264,75 miliar, dan juga menurun 37,79% dibandingkan posisi Juni 2023 yang sebesar Rp 350,45 miliar.

Hadie menjelaskan bahwa penurunan investasi pada instrumen saham disebabkan oleh volatilitas return atau imbal hasil yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir, dan secara rata-rata lebih rendah dibandingkan instrumen pendapatan tetap. 

"Selanjutnya, kami lakukan dalam rangka mengurangi dampak risiko volatilitas pasar yang terekspos dalam portofolio investasi. Hal tersebut dilakukan melalui strategi rebalancing portofolio sehingga pengembangan hasil investasinya tumbuh secara sustain," kata dia.

Baca Juga: Dapen Mandiri Sebut SBN Mendominasi Portofolio Investasi di Semester I-2024

Ke depannya, DPBM tetap berencana melakukan investasi pada instrumen saham, namun besarannya akan disesuaikan dengan prospek investasi dan risiko yang terukur. 

Investasi tersebut juga akan dikelola oleh Manager Investasi, berdasarkan analisis mendalam dan pemahaman menyeluruh tentang berbagai faktor yang mempengaruhi pasar serta profil risiko peserta.

Hadie menegaskan pentingnya pengelola dana pensiun untuk terus memantau kondisi pasar, mengevaluasi kebijakan investasi, dan memastikan bahwa alokasi aset tetap sesuai dengan tujuan jangka panjang serta kebutuhan penerima manfaat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×