kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Aman dan Berisiko Rendah, Sejumlah Dapen Mulai Masuk Investasi SRBI


Senin, 12 Agustus 2024 / 17:40 WIB
Aman dan Berisiko Rendah, Sejumlah Dapen Mulai Masuk Investasi SRBI
ILUSTRASI. Dianggap lebih menguntungkan perusahaan Dapen mulai mengalokasikan SRBI pada portofolio investasinya.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan Dana Pensiun (Dapen) saat ini mulai mengalokasikan Sertifikat Reksadana Berbasis Investasi (SRBI) pada portofolio investasi mereka. Salah satunya seperti Dapen PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan Dapen PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). 

Direktur Utama Dapen BTN, Mas Guntur Dwi Sulistyanto mengatakan, alasan pihaknya mulai mengalokasikan SRBI ke dalam portofolio karena investasi ini ditebitkan oleh Bank Indonesia (BI) sehingga jelas aman, dengan risiko rendah. Selain itu, SRBI memiliki suku bunga yang lebih tinggi dari instrumen investasi lainnya. 

“Di mana, imbal hasilnya sebesar 7,30%, 7,39% dan 7,43%, dengan tenor pendek 6, 9, 12 bulan. Jadi bagus untuk pengaturan likuiditas jangka pendek,” kata Guntur saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (12/8). 

Baca Juga: OJK: 15 Dana Pensiun Masuk Pengawasan Khusus Per Juni 2024

Guntur menyebutkan, dari Januari - Juli 2024 investasi Dapen BTN pada SRBI sudah mencapai Rp 105,980 miliar. Dia mengatakan bahwa SRBI ini ditargetkan sebagai pengganti instrumen penjaga likuiditas Dapen, yang selama ini di investasikan pada deposito dan reksadana pasar uang. 

“Kemudian, saya rasa selama berinvestasi di SRBI ini tidak terdapat hambatan apapun, justru prosesnya mudah dan sederhana,” imbuhnya. 

Ditambah, Guntur bilang, SRBI memiliki imbal hasil yang cukup besar dengan tenor yang lebih tinggi, dibandingkan dengan Surat Berharga Negara (SBN) yang tenornya hanya dua tahun dan tahun, dengan imbal hasil sebesar 6,39% dan 6,43%.

Selain itu, dia mengatakan bahwa posisi portofolio Dapen BTN, per 7 Agustus 2024 tersebar pada 11 instrumen investasi.  Di mana salah satunya, ada penempatan instrumen SRBI yang termasuk dalam instrumen Surat Berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai upaya optimalisasi return.

Lebih lanjut, Guntur menjelaskan strategi Dana Pensiun BTN untuk mencapai rencana bisnis perusahaan pada tahun 2024 yakni, dengan mengurangi porsi reksadana dan deposito agar sesuai dengan rencana bisnis dan menempatkan kembali pada instrumen fixed income (Obligasi Korporasi, Sukuk, EBA, SRBI, SBN). 

"Di mana, porsi fixed income masih berada di bawah rencana bisnis. Penempatan dilakukan dengan memanfaatkan volatilitas pasar dan tetap selektif pada emiten-emiten dengan fundamental baik," kata dia.

Selain itu, Dapen BTN juga berhasil mencatatkan imbal hasil investasi atau return of investment (ROI) yang positif meskipun Indonesia tengah mengalami gejolak inflasi. 

Guntur menyebutkan, pada Juni 2024, Dapen BTN mencapai imbal hasil investasi sebesar 13,78%, jauh melebihi tingkat inflasi Indonesia yang berada pada kisaran 2,51% di periode yang sama.

Dia juga menyatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk melakukan tata kelola yang baik dalam penempatan dana investasi agar memperoleh imbal hasil yang positif.  Hal ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi para peserta dana pensiun.

Dapen BCA Sumbang 7,26% dari Total Nilai Investasi per Juni 2024

Selaras dengan hal ini, perusahaan Dana Pensiun BCA (DPBCA) juga sudah mengalokasikan investasi SRBI ke dalam portofolio investasi mereka. 

Direktur Utama Dana Pensiun BCA, Budi Sutrisno mengungkapkan bahwa saat ini SRBI menyumbang porsi sebesar 7,26% atau Rp 420 miliar dari total nilai investasi per Juni 2024. Adapun total nilai investasi mencapai Rp 5,81 triliun per Juni 2024.

Budi mengatakan, saat ini investasi di SRBI dapat memberikan imbal hasil yang lebih besar dari Deposito dan SBN jangka waktu 1 -5 tahun. Sehingga menurut dia, instrumen investasi SBRI cukup menarik dan aman karena diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI).

Selain itu, dia menuturkan bahwa risiko gagal bayar pada instrumen investasi SBRI  sangat rendah, karena diterbitkan langsung oleh BI. Sehingga menjadikannya pilihan investasi yang aman. Menurutnya, instrumen ini juga menawarkan imbal hasil tetap, yang dapat memberikan pendapatan yang stabil dan dapat diprediksi.

“Dengan begitu, juga menjadi pilihan yang aman untuk investasi jangka panjang,” imbuhnya. 

Lebih lanjut, Budi bilang, dengan berinvestasi di SRBI, pihaknya dapat mendiversifikasi portofolio, yang membantu mengurangi risiko keseluruhan dari portofolio investasi. Ini memberikan perlindungan terhadap volatilitas pasar di instrumen lain seperti saham. 

Kendati begitu, Budi mengatakan bahwa SBRI juga masih memiliki sejumlah kekurangan, seperti perubahan suku bunga. 

Pasalnya, ia menjelaskan bahwa SRBI bisa dipengaruhi oleh perubahan suku bunga, di mana jika suku bunga naik, maka nilai pasar dari sekuritas ini bisa turun, meskipun risiko gagal bayar tetap rendah. Hal ini bisa menjadi tantangan bila memerlukan likuiditas.

Baca Juga: Menilik Porsi Investasi Dapen BCA, Mana yang Paling Dominan?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×