Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun lalu, industri asuransi jiwa mencatatkan kinerja yang apik. Hal ini diyakini bakal kembali terulang di 2018.
Menurut Ketua Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim, dalam beberapa waktu ke belakang industri asuransi rata-rata membukukan pertumbuhan premi di kisaran 10% hingga 30% saban tahun.
"Untuk tahun ini, saya yakin tidak akan bergeser jauh dari kisaran angka tersebut," kata dia baru-baru ini.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, per akhir 2017 kemarin, sektor industri ini membukukan pendapatan premi di angka Rp 183,84 triliun. Jumlah ini meningkat 33,4% dari capaian pada tahun sebelumnya.
Jika mengacu pada proyeksi tersebut, maka pendapatan premi sampai ujung tahun nanti bisa berada diantara Rp 202,2 triliun sampai Rp 238,9 triliun.
Menurut Hendrisman, peluang untuk mencatatkan pertumbuhan dua digit ini diantaranya ditopang oleh potensi pasar yang masih luas. Hal ini mengingat penetrasi asuransi jiwa yang masih terbilang kecil dibanding negara tetangga.
Terlebih dengan jumlah penduduk yang besar, makin besar pula ceruk pasar yang masih bisa dimanfaatkan.
Peluang untuk tumbuh tinggi juga diakui oleh PT Asuransi Jiwa BCA alias BCA Life. Direktur BCA Life Honggo Djojo bilang pihaknya optimis bisa mencatatkan pertumbuhan premi di ksiaran 30% dari capaian di tahun lalu. Dimana pada 2017, perseroan mencatatkan premi sebesar Rp 471,3 miliar.
Untuk menggenjot bisnis di tahun ini, BCA Life menyiapkan sejumlah steategi. Diantaranya menyiapkan produk baru untuk menggarap pasar yang lebih luas. Termasuk untuk masuk ke produk unit link.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News