Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja lini bisnis asuransi kendaraan, PT Asuransi Simas Insurtech tertekan hingga bulan Oktober 2024.
Direktur Utama Simas Insurtech, Teguh Aria Djana mengatakan pendapatan premi perusahaan dari lini asuransi kendaraan Rp 110 miliar hingga Oktober 2024. Pendapatan premi tersebut turun 10% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
"Namun kami masih tetap optimis untuk mengoptimalkan penjualan asuransi kendaraan tahun ini melalui penjualan direct dengan pemanfaatan web, aplikasi, dan penjualan melalui telemarketing Simas Insurtech," kata Teguh kepada Kontan.co.id, Selasa (5/11).
Baca Juga: Asuransi Perjalanan Simas Insurtech Capai Rp 14,6 Miliar hingga September 2024
Selain itu, Teguh menuturkan, untuk target premi asuransi kendaraan tidak ada revisi hingga akhir tahun, tetap sebesar Rp 120 miliar meskipun premi mengalami penurunan hingga Oktober 2024.
"Target asuransi kendaraan tahun ini sebesar Rp 120 miliar dan dengan pencapaian sudah di atas Rp 100 miliar per Oktober 2024, kami rasa target dan pencapaian sudah on track, sehingga tidak ada revisi," kata dia.
Lebih lanjut, Teguh mengatakan bahwa Simas Insurtech terus melakukan sejumlah strategi guna menjaga kinerja asuransi kendaraan hingga akhir tahun, di antaranya dengan mempertahankan kerja sama dengan broker ataupun affinity.
Selanjutnya, Simas Insurtech juga mencoba meningkatkan strategi dengan pemanfaatan teknologi dan kemudahan penjualan yang bisa diakses langsung oleh nasabah melalui aplikasi dan website Simas Insurtech.
Baca Juga: Sejumlah Perusahaan Asuransi Ungkap Tantangan Dalam Mempersiapkan Penerapan PSAK 117
"Ke depannya pemanfaatan teknologi ini juga terus dikembangkan dengan memanfaatkan kecanggihan IA dalam penutupan polis asuransi dan analisa klaim," ungkapnya.
Selaras dengan hal ini, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merevisi target penjualan mobil 2024. Target di awal 2024 adalah 1,1 juta unit, kini menjadi 850.000 unit.
Revisi ini dilakukan lantaran kondisi pasar otomotif, khususnya kendaraan roda empat sepanjang tahun berjalan masih lesu. Hal ini tentu dapat berdampak pada kinerja di lini bisnis asuransi kendaraan.
Selanjutnya: Merck Tingkatkan Kesadaran Skrining Tiroid bagi Ibu Hamil dan Bayi Baru Lahir
Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (6/11): Cerah Hingga Diguyur Hujan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News