Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
Selain itu, Dody menilai melihat penerapan digital dalam proses penerimaan permintaan asuransi juga akan meningkatkan premi asuransi umum. Bisa dengan membangun aplikasi sendiri maupun Kerjasama dengan aggregator.
Namun ia mengaku masih ada tantangan bagi industri asuransi umum ke depan. Terutama mengenai mengefisienkan biaya. Sebab seharusnya laba diperoleh dari pendapatan underwriting.
Baca Juga: Begini cara BCA menyiapkan Bank Royal untuk bersaing dengan fintech lending
Adapun untuk hasil investasi sejauh ini masih belum signifikan menopang laba. Oleh sebab itu, ia menilai pemilihan instrumen investasi juga perlu diperhatikan terutama memilih instrumen dan produk yang aman serta likuid.
Salah satu perusahaan asuransi umum yang mencatatkan pertumbuhan premi dobel digit hingga paruh pertama 2019 adalah PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance).
Chief Executive Officer (CEO) Adira Insurance Julian Noor bilang hingga Juni 2019, Adira Insurance mencatatkan pertumbuhan premi sebesar 11% secara tahunan atau year on year (yoy). Sedangkan laba tumbuh 16% yoy dibandingkan Juni 2018.
Baca Juga: Banyak proyek baru, premi asuransi umum melesat 17,27% di semester I 2019
Namun Julian masih enggan merinci kinerja pada paruh pertama 2019 ini baik secara nominal maupun lini bisnis yang menopang.
Namun pendapatan premi Adira Insurance hingga Mei 2019 sebesar Rp 1,1 triliun, naik 13% year on year dibandingkan posisi yang sama tahun lalu. Kendaraan bermotor sebesar Rp 715 miliar tumbuh 10% yoy dan non kendaraan bermotor Rp 399 miliar atau tumbuh 17% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News