kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Premi asuransi umum melesat hingga tengah tahun, industri pilih hati-hati


Kamis, 25 Juli 2019 / 18:29 WIB
Premi asuransi umum melesat hingga tengah tahun, industri pilih hati-hati


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis asuransi umum melesat pada semester pertama 2019. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan pendapatan premi dari asuransi umum dan reasuransi tumbuh 17,27% yoy menjadi sebesar Rp 50,93 triliun pada Juni 2019.

Meski pertumbuhan menanjak tajam, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) masih mempertahankan proyeksi premi asuransi umum bakal tumbuh minimal 10% yoy sepanjang 2019. Lantaran masih ada semester kedua 2019, namun Ia optimis pertumbuhan premi masih akan baik.

Baca Juga: Tingkatkan kontribusi produk tradisional, Generali dorong penjualan premi ke milenial

“Saya surprise dengan data yang telah dirilis OJK yang menunjukkan industri asuransi umum tumbuh. Kami yakin kontributor premi terbesar memang masih pada lini asuransi properti dan asuransi kendaraan bermotor,” ujar Dody kepada Kontan.co.id pada Kamis (25/7).

Dody bilang walaupun penjualan kendaraan bermotor turun tidak akan berdampak pada asuransi umum. Lantaran sejauh ini, jalur distribusi lini asuransi kendaraan bermotor adalah melalui pembiayaan dan langsung ke tertanggung baik individual maupun perusahaan.

“Kalaupun data penjualan kendaraan menurun dari manufacturer, namun untuk yang melalui pembiayaan pasti akan tetap diminta ada cover asuransi. Dengan demikian, bisa saja diasumsikan aktifitas pembiayaan kendaraan bermotor tidak turun. Bisa juga Literasi terhadap masyarakat pemilik kendaraan meningkat sehingga membeli asuransi,” jelas Dody.

Baca Juga: Dorong premi marine cargo, Kresna Insurance memproteksi Asia Benchmark Trade Lane

Dody melihat ada tiga lini bisnis yang memiliki peluang hingga akhir tahun. Diantaranya, asuransi migas. Lantaran kenaikan harga minyak, sehingga pendapatan dapat menutup biaya produksi. Dengan demikian kegiatan migas berjalan, dan kebutuhan asuransi migas tinggi.

"Asuransi kredit karena meningkatnya penyaluran kredit, terutama KUR dan kredit konsumtif. Sepertinya ini bagian dari aktifitas menjelang pemilu kemarin. Kita lihat saja bagaimana perkembangannya setelah usai pemilu," tutur Dody.

Lanjut Dody, asuransi aneka juga masih memiliki prospek yang bagus. Namun ia mengaku lini bisnis ini terdiri dari banyak Produk asuransi yang tidak masuk dalam lini bisnis khusus.

Kebanyakan adalah produk-produk asuransi ritel seperti travel insurance, household insurance, asuransi gadget, asuransi pertanian, dan sebagainya.

Baca Juga: Bank BJB jajaki peluang akuisisi perusahaan asuransi

Selain itu, Dody menilai melihat penerapan digital dalam proses penerimaan permintaan asuransi juga akan meningkatkan premi asuransi umum. Bisa dengan membangun aplikasi sendiri maupun Kerjasama dengan aggregator.

Namun ia mengaku masih ada tantangan bagi industri asuransi umum ke depan. Terutama mengenai mengefisienkan biaya. Sebab seharusnya laba diperoleh dari pendapatan underwriting.

Baca Juga: Begini cara BCA menyiapkan Bank Royal untuk bersaing dengan fintech lending

Adapun untuk hasil investasi sejauh ini masih belum signifikan menopang laba. Oleh sebab itu, ia menilai pemilihan instrumen investasi juga perlu diperhatikan terutama memilih instrumen dan produk yang aman serta likuid.

Salah satu perusahaan asuransi umum yang mencatatkan pertumbuhan premi dobel digit hingga paruh pertama 2019 adalah PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance).

Chief Executive Officer (CEO) Adira Insurance Julian Noor bilang hingga Juni 2019, Adira Insurance mencatatkan pertumbuhan premi sebesar 11% secara tahunan atau year on year (yoy). Sedangkan laba tumbuh 16% yoy dibandingkan Juni 2018.

Baca Juga: Banyak proyek baru, premi asuransi umum melesat 17,27% di semester I 2019

Namun Julian masih enggan merinci kinerja pada paruh pertama 2019 ini baik secara nominal maupun lini bisnis yang menopang.

Namun pendapatan premi Adira Insurance hingga Mei 2019 sebesar Rp 1,1 triliun, naik 13% year on year dibandingkan posisi yang sama tahun lalu. Kendaraan bermotor sebesar Rp 715 miliar tumbuh 10% yoy dan non kendaraan bermotor Rp 399 miliar atau tumbuh 17% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×