Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bisnis industri asuransi jiwa mulai membaik. Lihat saja, perolehan laba di kuartal I 2016 yang tumbuh hingga 56%. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, laba asuransi jiwa pada tiga bulan pertama tahun ini mencapai Rp 2,5 triliun.
Laba melesat lantaran perolehan premi asuransi jiwa kembali kencang. Bahkan, premi yang diraih melebih ekspektasi Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI). Togar Pasaribu Direktur Eksekutif AAJI memperkirakan, di kuartal pertama 2016 pertumbuhan premi bakal menembus dua digit.
Minimal kenaikan premi yang didapat asuransi jiwa sebesar 10% secara year on year (yoy). Namun nyatanya, pertumbuhan premi mencapai 22%. Pertumbuhan premi kuartal satu tahun ini jauh lebih tinggi ketimbang kuartal I tahun lalu yang sebesar 5,8%.
Bancassurance Iklim ekonomi yang mulai membaik berdampak bagi asuransi jiwa. Apalagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang secara perlahan naik mendorong penjualan unitlink. Minat nasabah membeli unitlink makin tinggi.
Jalur bancassurance juga menjadi penopang perusahaan asuransi jiwa mencetak kinerja apik. PT Asuransi Jiwasraya termasuk yang kinerjanya melejit. Pertumbuhan premi Jiwasraya bahkan mencapai 216% pada kuartal I 2016.
Hendrisman Rahim, Direktur Utama Jiwasraya menyebut, premi Jiwasraya mencapai Rp 3,8 triliun. Di kuartal I 2015, premi Jiwasraya hanya Rp 1,2 triliun. Jalur distribusi bancassurance berkontribusi hingga separuh perolehan premi Jiwasraya. Selebihnya berasal dari agen sebesar 30% dan 20% berasal dari employee benefit sampai telemarketing.
Sementara PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri (AJTM) meraih pertumbuhan premi 5% atau mencapai Rp 115,9 miliar pada kuartal I lalu. Dari target setahun, AJTM telah merealisasikan perolehan premi sebanyak 27%. Hingga akhir 2016, target premi AJTM Rp 420 miliar.
AJTM optimistis target premi bakal tercapai. Khusnun Arief, Direktur AJTM mengatakan, peluang mendulang premi terbuka lebar sebab potensi dari segmen nasabah korporasi masih luas.
AJTM mengandalkan pasar korporat sebagai ladang utama untuk mengumpulkan premi. Hampir 80% target premi berasal dari segmen asuransi kumpulan. Captive market berasal dari industri migas menjadi sumber utama yakni mencapai 50%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News