kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Produk Tabungan Emas Digital Mulai Banyak Dilirik Perbankan


Senin, 04 September 2023 / 19:11 WIB
Produk Tabungan Emas Digital Mulai Banyak Dilirik Perbankan
ILUSTRASI. Peluncuran tabungan emas digital Bank OCBC NISP.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Investasi pada instrumen emas masih menjadi salah satu pilihan investasi di tengah munculnya banyak instrumen lainnya. Oleh karenanya, produk tabungan emas digital yang memungkinkan orang mendapatkan instrumen ini dengan modal yang kecil dinilai memberikan peluang.

Sebelumnya, produk tabungan emas digital banyak diperjualbelikan oleh pemain di industri e-commerce dan fintech. Sebut saja, Bukalapak yang dengan produk BukaEmas-nya dan Pluang yang juga menawarkan layanan tabungan emas mulai dari Rp 10.000.

Peluang tersebut pun kini mulai ditangkap oleh industri perbankan. Maklum, selama ini mayoritas perbankan lebih banyak menawarkan pembiayaan emas yang berarti membeli emas fisik dan bisa diangsur dengan bunga atau margin.

Terbaru, ada Bank OCBC NISP yang meluncurkan produk tabungan emas berbasis syariah dengan pembelian menggunakan saldo tabungan atau rekening giro. Sama halnya dengan produk yang ditawarkan oleh fintech, jual beli emas bisa mulai dari Rp 10.000.

Baca Juga: Tergilas Digitalisasi, Jumlah Jaringan Kantor Cabang Perbankan Kian Berkurang

Untuk tahun pertama, bank tersebut menargetkan bisa mencatatkan transaksi jual beli melalui tabungan emas sebanyak 40.000 transaksi. Di mana, itu bakal didorong oleh nasabah eksisting maupun nasabah baru.

“Strateginya kita gunakan melalui pendekatan loyalti, kita akan beri promo dan cashback,” ujarnya.

Sementara itu, Consumer Banking Director Group Bank DBS Indonesia Rudy Tandjung mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya sedang mendiskusikan adanya peluang produk tersebut dalam salah satu layanan yang ditawarkan.

Dalam hal ini, Rudy akan terlebih dahulu melihat seberapa menarik pilihan investasi emas bagi para nasabah Bank DBS Indonesia. Mengingat, saat ini untuk produk investasi yang masih banyak diminati adalah obligasi negara dan reksadana.

“Sekarang masih on progress, tunggu saja ya,” ujar Rudy.

Baca Juga: Prospek Harga Masih Bernas, Bank Syariah Menggenjot Pembiayaan Emas

Di sisi lain, Direktur Utama BCA Syariah Pranata mengungkapkan bahwa saat ini masih akan fokus untuk meningkatkan produk pembiayaan emas. Di mana, layanan untuk menawarkan tabungan emas secara khusus masih belum terpikirkan.

Selama ini, nasabah BCA Syariah melakukan pembelian emas fisik minimal 1 gram dan bisa diangsur mulai dari satu tahun hingga lima tahun. Di mana, prosesnya adalah akad murabahah dengan margin.

“Marginnya sekarang 9%,” ujar Pranata.

Ia menambahkan bahwa selama ini ia juga melihat banyak fintech yang menawarkan produk tabungan emas ini tidak sebagai kompetitor. Adapun, Pranata menilai fintech-fintech ini membantu literasi produk investasi emas.

Perencana Keuangan dari OneShildt Agustina Fitria bilang emas memang masih menjadi daya tarik bagi investor. Sebab, produk tersebut termasuk safe haven yang jika ada krisis keuangan akan memberikan imbal hasil lebih tinggi.

Baca Juga: Pertumbuhan Simpanan Individu Perbankan Melambat di Juli 2023, Ini Pemicunya

Data olahan OneShildt mengungkapkan bahwa selama lima tahun tahun terakhir, emas memberikan akumulasi pengembalian sebesar 61,72% atau setara dengan bunga majemuk sebesar 10,09% per tahun.

“Pada saat market stabil, emas bisa menjaga nilai yang terhadap inflasi,” ujarnya.

Ia pun menilai banyaknya industri keuangan yang menawarkan produk tabungan emas tentu bisa mempermudah nasabah untuk mendapatkan emas dengan modal kecil. Hanya saja, perlu dilihat legalitasnya juga agar tidak ada kasus ke depannya.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa walaupun bisa mendapatkan emas dengan modal yang murah, tentu ada biaya-biaya yang perlu dibayar. Misalnya, biaya cetak jika mau diambil secara fisik dan biaya titip.

“Kalau langsung ke perusahaan bisa lebih murah daripada kalau lewat agen penjual lagi seperti fintech, bank dan lainnya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×