kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Proposal restrukturisasi Duniatex Group ditargetkan rampung Agustus


Selasa, 06 Agustus 2019 / 22:32 WIB
Proposal restrukturisasi Duniatex Group ditargetkan rampung Agustus


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Duniatex Group bergerak cepat merestrukturisasi utang-utangnya, setelah pada 10 Juli 2019, salah satu entitasnya yaitu PT Delta Dunia Sandang Textile (DSST) gagal membayar bunga senilai US$ 11 Juta dari sindikasi senilai US$ 260 juta.

15 Juli 2091 lalu, perusahaan tekstil terbesar di Indonesia ini telah menunjuk konsultan keuangan yaitu AJ Capital guna membantu merumuskan skema restrukturisasi yang tepat.

Baca Juga: Dicari, Perusahaan Asuransi yang Mengkover Duniatex premium

PT Bank Syariah Mandiri sebagai salah satu kreditur Duniatex group menyatakan saat ini selueuh kreditur bank juga tengah mendiskusikan proposal restrukturisasi yang proesnya tengah dipimpin AJ Capital.

“Masih dalam proses dengan kreditur lain, dimana Duniatex Group juga telah menunjuk AJ Capital untuk membuat skema restrukturisasinya,” kata Direktur Wholesale Banking Mandiri Syariah Kusman Yadi kepada Kontan.co.id, Selasa (6/8).

Hingga 25 Juli 2019 sendiri, entitas PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) ini masih memiliki eksposur pembiayaan ke dua entitas Duniatex Group dengan nilai total Rp 552 miliar. Pertama kepada PT Dunia Setia Sandang Asli Textile (DSSAT) senilai Rp 352 miliar, dan kepada DSST senilai Rp 200 miliar.

Baca Juga: Regulasi lemah, industri tekstil domestik hadapi ancaman impor

“Atas pembiayaan yang kami berikan kami memegang agunan berupa tanah, bangunan dan mesin-mesin produksi yang mencover 180% dari total nilai outstanding kami ke Duniatex Group,” lanjut Kusman.

Hal senada juga dikatakan oleh Direktur Bisnis SME dan Komersial PT Bank BNI Syariah Dhias Widhiyati. Saat ini proposal reskturkturisasi memang tengah digarap AJ Capital. Meski demikian Dhias bilang proposal restrukturisasi ditargetkan bisa rampung bulan ini.

“Proposal restrukturisasi akan diselesaikan pada Agustus ini. Salah satu poin restrukturisasinya adalah Duniatex Group akan diberikan keleluasaan pembayaran pokok dalam 12 bulan. Sedangkan jangka waktu pembayarannya tetap,” jelas Dhias kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Efek gagal bayar Duniatex Group merembet, lini bisnis properti ikut direstrukturisasi

Per 25 Juli 2019, BNI Syariah diketahui masih memiliki eksposur pembiayaan senilai RP 300 miliar kepada PT Delta Merlin Dunia Textile (DMDT).

Sementara atas eksposur pembiayaan yang diberikan, entitas PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) ini memegang agunan dengan rasio sebesar 192,65% dari total pembiayaan yang diberikan.

Dhias menambahkan sejatinya pembayaran dari DMDT ke perseroan terhitung lancar alias masuk kategori kolektibilitas 1.

Baca Juga: Ditanya tentang utang Duniatex Group, ini komentar Bank MNC

Meski demikian, BNI Syariah sejatinya memang tetap perlu waspada. Sebab September mendatang DMDT juga punya kewajiban mulai membayar bunga obligasi senilai US$ 12,9 juta dari obligasi global yang diterbitkan pada Maret lalu dengan nilai mencapai US$ 300 juta.

Belum lagi entitas di lini penenunan Duniatex ini pada bulan yang sama juga mesti membayar bunga senilai kurang lebih US$ 5juta dari sindikasi senilai US$ 215 juta yang diberikan 13 bank.

Sementara dari laporan Debtwire dijelaskan bahwa upaya restrukturisasi uniatex Group bukan hanya akan meliputi lini bisnis tekstilnya, melainkan juga terhadap lini bisnis propertinya.

Baca Juga: Bisnis properti Duniatex Group ikut direstrukturisasi

“Duniatex telah memulai diskusi dengan para krediturnya untuk melaksanakan restrukturisasi utang yang mencapai US$ 2 miliar. Nilai tersebut berasal dari obligasi global senilai US$ 300 juta yang diterbitkan DMDT, dan utang lainnya dari 40 kreditur senilai US$ 1,7 miliar. Pembicaraan restrukturisasi juga meliputi utang DDMP yang mengelola Hartono Mall di Solo,” lapor Debtwire.

Sementara dari enam entitas tekstilnya, Dunaitex Group mesti masih punya tanggungan utang senilai Rp 18,78 triliun hingga 25 Juli 2019.

Perinciannya, DMDT memiliki utang Rp 5,711 triliun, PT Delta Dunia Textile (DDT) memiliki utang Rp 4,676 triliun, PT Delta Merlin Sandang Textile (DMST) berutang senilai Rp 3,264 triliun, utang DDST senilai Rp 2,922 triliun, kemudian DSSAT senilai Rp 2,128 triliun, dan terakhir PT Perusahaan Dagang dan Perindustrian Damai alias Damaitex senilai 97 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×