kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Proses konsolidasi bank terus bergulir


Rabu, 23 April 2014 / 10:00 WIB
Proses konsolidasi bank terus bergulir
ILUSTRASI. Cara melihat jenis kelamin anak kucing.


Reporter: Dessy Rosalina, Nina Dwiantika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pemerintah semakin ketar-ketir menatap masa depan. Wajar saja, tantangan perusahaan BUMN semakin besar tatkala asing mulai leluasa beroperasi di Tanah Air.
Ketakutan menghadapi era ekonomi bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tak sekadar isapan jempol. Ibarat prinsip hukum rimba, kaum lemah adalah mangsa kaum kuat. Itu sebabnya pemerintah sibuk berbenah, termasuk di sektor keuangan. Babak MEA di sektor keuangan dimulai per 1 Januari tahun 2020.

Kendati masih memiliki waktu sekitar lima tahun lagi, menyiapkan industri keuangan BUMN menghadapi asing bukan perkara mudah. Sebab, negara tetangga sudah memiliki bank BUMN tersohor. Contoh, DBS Group Holding. Perbankan milik Pemerintah Singapura ini merajai perbankan ASEAN dengan aset sebesar US$ 318,4 miliar.

Di mana posisi bank BUMN Indonesia? Dari daftar 15 besar bank terbesar, hanya Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang mewakili pemerintah. "Indonesia memerlukan bank besar. Jika tidak, bank asing dominan," ujar Dahlan Iskan, Menteri Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), kemarin. Demi memiliki bank yang bisa bersaing di ASEAN, Kementerian BUMN tancap gas menyusun roadmap konsolidasi keuangan.

Awal konsolidasi

Berdasarkan dokumen Kementerian BUMN yang diperoleh KONTAN, pemerintah merancang tiga tahap konsolidasi jasa keuangan BUMN demi menghadapi MEA (Harian KONTAN, 22 April 2014). Konsolidasi ini melibatkan empat bank BUMN dan tiga BUMN non bank.

Hitungan Kementerian BUMN, konsolidasi Mandiri dan BTN menghasilkan aset Rp 850 triliun. "Duet Bank Mandiri dan BTN memang relatif kecil menghadapi MEA, tapi setidaknya sudah ada perbaikan di bank BUMN," ujar Arman Boy Manullang, Praktisi Pasar Modal.

Awal konsolidasi bank BUMN, yakni akuisisi BTN oleh Bank Mandiri, menjadi titik penting niat Kementerian BUMN. Maka, proses ini harus berjalan mulus.

Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri menjelaskan BTN akan menjadi anak usaha Bank Mandiri, bukan merger. Bisnis BTN tetap fokus pada kredit pemilikan rumah (KPR) kelas menengah ke bawah. "Tapi memungkinkan BTN membidik KPR kelas atas, yang berasal dari pangsa pasar Mandiri," kata Budi.

Bank Mandiri menyanggupi permintaan Kementerian BUMN untuk menyelesaikan proses akuisisi selama tiga bulan. Mandiri akan aktif melakukan komunikasi dan sosialisasi dengan direksi dan karyawan, baik dari BTN maupun Bank Mandiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×