Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio beban operasional berbanding pendapatan operasional (BOPO) industri pembiayaan menunjukan peningkatan di kuartal ketiga tahun ini. Padahal sebelumnya efisiensi multifinance dalam berbisnis menunjukan tren perbaikan dalam beberapa bulan terakhir.
Sebagai gambaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat rasio BOPO multifinance pada akhir 2017 lalu berada di angka 81,46%. Rasio ini kemudian menurun hingga mencapai 80,37% di akhir semester pertama 2018.
Namun BOPO di industri pembiayaan kembali terkerek di triwulan ketiga menjadi 80,63%. MEski naik, namun kondisi ini masih jauh lebih baik ketimbang periode yang sama di tahun lalu yang sempat menyentuh 82,97%.
Selama sembilan bulan pertama tahun ini, pelaku usaha pembiayaan sendiri mengantongi pendapatan operasional sebanyak Rp 77,8 triliun. Jumlah ini hanya naik tipis dari September 2017 yang sebesar Rp 77,6 triliun. Sementara itu, besaran beban operasional mengalami penurunan. Yakni Rp 64,4 triliun pada kuartal ketiga 2017 menjadi Rp 62,8 triliun per September tahun ini.
Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menilai efisiensi multifinance cenderung membaik dalam waktu setahun belakangan. Hal ini diantaranya disumbang oleh pertumbuhan penyaluran kredit baru dan penurunan biaya dana.
Namun memasuki semester kedua tahun ini memang ada beberapa tantangan yang harus dihadapi pelaku usaha. Diantaranya efe kebijakan bank sentral yang mengerek suku bunga acuan. "Sehingga biaya dana ikut naik," kata dia belum lama ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News