kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Reksadana primadona asuransi jiwa


Jumat, 27 Maret 2015 / 06:29 WIB
 Reksadana primadona asuransi jiwa
ILUSTRASI. Kemendag tengah menyusun 10 daftar item barang impor dibawah US$ 100 yang masuk ke dalam positive list. KONTAN/Muradi/2015/12/15


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pamor investasi reksadana makin naik daun. Gurihnya imbal hasil yang dihasilkan membuat investor tergiur untuk memarkir dana di reksadana. 

Di sepanjang 2012, rata-rata imbal hasil reksadana saham, semisal, baru 12%. Imbal hasil ini ini terus mendaki dari tahun ke tahun.  Di tahun lalu, reksadana mengantongi rata-rata imbal hasil 15%-20%.

Tak heran jika penempatan dana investasi industri asuransi jiwa di reksadana makin membesar. Merujuk kepada data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), reksadana mendominasi dari seluruh instrumen investasi. Pada tahun lalu, total nilai investasi yang dibenamkan di reksadana mencapai Rp 97 triliun, atau 30,4% dari total investasi asuransi jiwa Rp 318,87 triliun. 

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, angka itu meningkat hingga 32,17%. Pada 2013, jumlah investasi reksadana industri asuransi jiwa mencapai Rp 73,39 triliun. Kala itu, reksadana mencuil 29% dari total investasi. 

"Alokasi dana itu berasal dari asuransi jiwa berbasis investasi atau unitlink," ujar Simon Imanto, Kepala Departemen Pajak dan Investasi AAJI, Kamis (26/3). 

Menurut Simon, jenis reksadana yang digandrungi oleh nasabah adalah berbasis saham. Untuk mengelola dana reksadana tersebut, selain mengandalkan tim investasi pribadi, perusahaan asuransi juga menggunakan manajer investasi.  

Parto Karwito, Direktur Utama Infovesta Utama menjelaskan, tren penempatan dana asuransi di reksadana meningkat cukup pesat. Semula, asuransi khawatir berinvestasi di reksadana karena faktor risiko. 

Namun, belakangan banyak investor yang sudah memahami bagaimana cara berinvestasi di reksadana. Ditambah lagi dengan kondisi pasar modal yang membaik.  "Sekarang, kondisinya berbeda, iklim investasi disini membaik," terang Parto.

Paham investasi

Sedendang seirama, Charlie Limboro, Direktur Keuangan AXA Financial menambahkan, pertumbuhan dana kelolaan reksadana dari industri asuransi merupakan cerminan bahwa masyarakat Indonesia sudah melek berinvestasi. Pada umumnya, nasabah yang memilih unitlink memiliki pemahaman tinggi terhadap perencanaan keuangan. 

Di AXA sendiri, Charlie mengatakan, salah satu alokasi investasinya ditempatkan di reksadana melalui perusahaan-perusahaan manajer investasi, seperti Mandiri Sekuritas, dan AXA Asset Management dan BNP Paribas.

"Semua dana kelolaan kami lewat manajer investasi dan kecenderungannya ditaruh di reksadana berbasis ekuitas," kata Charlie tanpa merinci berapa banyak dana yang ditempatkan di reksadana. 

Selain berinvestasi di reksadana, industri asuransi jiwa juga menempatkan dana di keranjang saham. Pada tahun lalu, investasi asuransi di pasar saham mencapai sekitar Rp 87,626 triliun. 

Lalu, sebanyak 21,7% atau sekitar Rp 69,14 triliun di investasikan di surat utang. Sementara, porsi investasi deposito hanya 16,5% atau sebanyak Rp 52,711 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×