Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Reksadana Syariah USD BNP Paribas yang resmi diluncurkan besok, mengincar negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan negara-negara di Eropa.
Pertimbangan yang diambil, kata Presiden Direktur PT BNP Paribas Investment Partners Vivian Secakusuma, lantaran di negara-negara tersebut, perekonomian mulai membaik. "Sementara di emerging market (negara berkembang) masih melambat," katanya di Jakarta pada Senin (15/2/2016).
Sementara itu, menurut penjelasan Head of Marketing BNP Paribas Investment Partners Maya Kamdani dalam kesempatan itu, reksadana tersebut memungkinkan investor di Indonesia bisa membeli saham-saham perusahaan berskala global.
Ia juga mengatakan karena berbasis syariah, pihaknya juga mengikuti peraturan keuangan syariah yang tidak mengizinkan berinvestasi di bidang-bidang yang tak sesuai syariah seperti pada minuman beralkohol, terkait perjudian, dan rokok.
Selanjutnya, reksadana ini bakal menempatkan investasinya pada 80 persen efek saham syariah di luar negeri. Kemudian, 20 persen investasi bakal ditempatkan pada efek syariah dalam negeri. Reksadana ini pun menggunakan Dow Jones Islamic Market World Index (DJIMWI) sebagai acuan.
Sampai dengan 2016 berakhir, target investasi pada reksadana ini dipatok antara 50 juta dollar AS hingga 100 juta dollar AS. Menurut Vivian, pihaknya mengacu pada historical return (DJIMWI) yang selama sepuluh tahun terakhir berada di kisaran lima persen.
Oleh karena itulah, reksadana ini juga bakal mengikuti patokan tersebut. "Sama atau lebih besar dari historical return," demikian Vivian Secakusuma (Josephus Primus).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News