Reporter: Yoliawan H | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Syariah Mandiri berencana untuk terdaftar di lantai bursa atau initial public offering (IPO) di akhir 2019 atau awal tahun 2020. Adapun rencana ini terkait skema pendanaan lain guna ekspansi bisnis ke depan.
Direktur BSM, Ade Cahyo Nugroho menjelaskan, dari induk yakni PT Bank Mandiri Tbk (Mandiri) sudah mengisyaratkan agar BSM dapat IPO di akhir tahun 2019. Namun dengan catatan rasio return on equity (ROE) harus mencapai 10% sebelum IPO.
“Saat ini ROE sudah 7% di akhir 2019 sudah bisa 10%,” jelas Ade saat ditemui di Jakarta, Kamis (24/5).
Menurutnya, normalnya ROE saat ini sekitar 12% sampai 15%. Pihaknya ingin masuk ke market saat kondisi perseroan sudah baik secara profitabilitas. Itu agar harga saham dapat maksimal sehingga pendanaan IPO akan maksimal pula.
Untuk meningkatkan ROE pihaknya akan menjaga kualitas pembiayaan di level optimal yakni 3,9% serta pertumbuhan pembiayaan yang baik dengan aset yang terus tumbuh.
“Saat ini aset sudah Rp 93 triliun. Saat IPO diperkirakan aset tembus Rp 100 triliun,” jelas Ade.
Pun, Ini merupakan diversifikasi untuk pendanaan modal selain dari suntikan induk. Saat ini permodalan masih cukup dengan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 16%.
“Bisnis terus tumbuh kita butuh pendanaan lain ke depannya. Salah satunya dari pasar modal,” ujar Ade.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News