Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bank Tabungan Negara (BTN) terus berupaya mempertahankan diri sebagai jawara pasar kredit pemilikan rumah (KPR). Aksi terbaru, BTN meluncurkan portal khusus properti www.btnproperti.co.id.
Direktur Utama BTN, Maryono mengungkapkan, portal BTN properti diharapkan membantu BTN menjangkau nasabah di seluruh pelosok daerah. Maryono menilai, situs BTN properti memudahkan masyarakat mencari rumah impian lantaran bisa diakses secara online.
Tidak hanya ditujukan untuk calon debitur, situs BTN properti juga menyasar para pengembang perumahan. Sederhananya, situs ini mempertemukan antara calon debitur dengan pengembang perumahan. Pihak BTN diuntungkan lewat kucuran kredit yang bisa diproses calon debitur secara online.
“Sebagai penguasa pembiayaan perumahan di Indonesia, kami ingin agar portal BTN Properti mampu memberikan banyak fasilitas kemudahan kepada masyarakat dan pengembang dalam memperoleh informasi masalah rumah,” ujar Maryono, Senin (9/2).
Berbagai fitur yang disajikan situs BTN Properti, diantaranya pengajuan KPR secara online dengan persetujuan seketika. Proses aplikasi kredit pun dapat dipantau secara real time. Ada pula fitur lelang rumah. Agar kualitas kredit membaik, portal BTN Properti menyediakan informasi unit hunian yang berstatus kredit macet atawa siap dilelang. "Kami diuntungkan dengan kondisi ini karena proses recovery asset kredit akan dapat dilakukan dengan cepat,” kata Maryono.
Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) memang terus menghantui rapor kinerja BTN. Hingga akhir tahun nanti, BTN menargetkan bisa menekan NPL di bawah level 3%. Tahun lalu, rasio kredit bermasalah BTN di bawah 4%. Tahun ini, bank spesialis kredit hunian ini membidik target pertumbuhan kredit mencapai 19% atau di atas ancar-ancar regulator bank di kisaran 15%-17%.
BTN juga mematok target laba tinggi mencapai Rp 2 triliun. BTN bakal memupuk laba dengan mempertahankan margin bunga bersih (NIM) sebesar 5% di tahun ini. Target ini lebih tinggi ketimbang posisi NIM 4,42% di September 2014. Padahal, BTN harus berhadapan dengan keputusan pemerintah yang menetapkan bunga program sejuta rumah di kisaran 5%.
Sebagai penyalur 90% program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), BTN akan mendapatkan margin tipis dari bunga FLPP. Di program FLPP, pemerintah menyediakan pendanaan sebesar 75%. Sisanya sebesar 25% dari bank.
Dengan kata lain, target laba Rp 2 triliun bakal sulit tercapai andai BTN tidak menggenjot porsi dana murah. BTN bakal meminta lembaga pemerintah, semisal Asabri dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) untuk menempatkan dana di BTN. Ada juga potensi limpahan likuiditas dari pembukaan satu juta rekening debitur rumah murah. BTN juga tengah memproses pinjaman dari Bank Dunia.
Per September, laba bersih BTN turun 28,53% menjadi Rp 755 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News