kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Restrukturisasi hampir rampung, permohonan aplikasi KPR mulai naik sejak Juni


Rabu, 08 Juli 2020 / 21:30 WIB
Restrukturisasi hampir rampung, permohonan aplikasi KPR mulai naik sejak Juni


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengajuan aplikasi Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) mengalami peningkatan sejak Juni setelah kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai dilonggarkan. Sejalan dengan itu, sejumlah bank sudah mulai fokus untuk melakukan ekspansi setalah tiga bulan sebelumnya hanya berkonsentrasi melakukan restrukturisasi kredit.

Bank Mandiri misalnya mencatat kenaikan aplikasi KPR yang masuk lebih dua kali lipat pada bulan Juni dibandingkan bulan sebelumnya. Aplikasi mulai banyak masuk sejak pertengahan bulan Juni setelah restrukturisasi KPR bank ini hampir rampung.

Baca Juga: Dapat dana dari pemerintah, bank BUMN akan salurkan kredit Rp 188,54 triliun

"Sejak Maret sampai pertengahan Juni kami fokus melakukan restrukturisasi. Pada pertengahan Juni, restrukturisasi itu sudah hampir rampung dengan nilai mencapai sekitar Rp 9 triliun dari total oustanding KPR Rp 44 triliun," jelas EVP Consumer Loan Bank Mandiri Ignatius Susatyo kepada Kontan.co.id, Rabu (8/8).

Pada Juni, aplikasi KPR yang masuk ke Bank Mandiri mencapai Rp 1,3 triliun. Namun, perseroan membutuhkan waktu sekitar satu bulanan untuk memproses itu hingga pencairan. Sehingga pencairan di bulan lalu masih Rp 300 miliar. 

Kenaikan itu praktis terjadi di semua segmen mulai dari rumah baru, rumah second, maupun top up. Rata-rata ticket size untuk rumah baru sekitar Rp 500 juta-Rp 600 juta.

Dengan naiknya permintaan itu, Satyo meyakini hingga akhir tahun perseroan bisa menutupi perlambatan yang terjadi di paruh pertama tahun ini. Oleh karena itu, KPR Bank Mandiri diperkirakan masih bsia tumbuh tipis atau setidaknya stabil dengan tahun lalu. 

Per Juni, oustanding KPR bank ini mencapai Rp 43 triliun, turun dari Rp 44,2 triliun pada akhir tahun lalu. "Semester I, run off lebih besar daripada pencairan baru," ujar Satyo.

EVP Consumer Loan BCA Felicia Mathilda Simon juga mengakui adanya kenaikan permintaan KPR di BCA setelah pelonggaran PSBB walaupun jumlahnya belum cukup signifikan. Namun, ia berharap dengan mulai bergeraknya developer serta adanya dukungan dari pemerintah maka bisnis properti dan KPR kembali tumbuh seperti semula.

Di masa pandemi Covid-19, BCA tidak membatasi masuknya aplikasi permohonan KPR. Hanya saja, perseroan melihat tidak memungkinkan ekspansi KPR secara agresif tahun ini. Bank ini lebih memfokuskan diri untuk mengawasi kualitas kredit di kondisi tersebut.

Baca Juga: Perbankan tetap optimis KPR masih akan tumbuh hingga akhir tahun

KPR BNI juga sudah bergerak naik sejak Juni setelah melambat sejak Maret. Bank ini berharap tren kenaikan ini akan mencapai titik normal hingga akhir tahun. Dengan begitu, KPR bank pelat merah ini masih bisa tumbuh walau single digit.

Kepala Divisi Product Management BNI Donny Bima mengatakan, BNI Griya per Juni hanya tumbuh satu digit disertai dengan penurunan ticket size karena permintaan yang tinggi selama pandemi ada di bawah harga Rp 500 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×