kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Risiko kredit terus meningkat, perbankan semakin waspada


Rabu, 24 Juni 2020 / 16:24 WIB
Risiko kredit terus meningkat, perbankan semakin waspada
ILUSTRASI. Petugas melayani nasabah Bank Central Asia (BCA) di Tangerang Selatan


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

Paling tidak, bank yang sebagian besar sahamnya sudah dimiliki Salim Group ini bilang perseroan harus lebih antisipasi terhadap industri yang paling terkena dampak Covid-19. Sebab, sektor-sektor ini membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk kembali normal, yang berarti perseroan membutuhkan pencadangan yang lebih jumbo.

Hingga Mei 2020 posisi coverage ratio (CKPN terhadap NPL) perseroan sudah sebesar 130,21%. NPL gross Bank Ina Perdana juga terjaga rendah di 2,08% dan NPL nett 1,21%. Namun, posisi LAR memang terbilang tinggi yakni menyentuh level 30%.

Walau tidak merinci besaran LAR, Sekretaris Perusahaan PT BPD Sumatera Utara (Bank Sumut) Syahdan Siregar juga bilang sejatinya saat ini program restrukturisasi yang dilakukan perseroan baru diberikan kepada 40% debitur terdampak yang mengajukan permohonan.

Baca Juga: Ada pandemi corona, LPS prediksi kredit perbankan cuma tumbuh 3,3% pada tahun ini

Bukan hanya restrukturisasi dan relaksasi saja yang diberikan ke debitur terdampak, perseroan juga membantu memberikan pelatihan dan atensi ke seluruh debitur untuk peningkatan usaha. 

"Sehingga nanti diharapkan mampu memenuhi kewajibannya dan bisa menekan NPL," katanya. 

Memakai strategi ini, Bank Sumut percaya diri target NPL akan lebih rendah dari posisi akhir 2019 sebesar 4,2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×