Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
Meski demikian, Widi bilang penerbitan akan tetap dilakukan tahun ini, setidaknya di akhir tahun. Ini sedikit mundur dari target BJB sebelumnya yang berencana bakal melakukan penerbitan di awal semester II.
Sebelumnya, Direktur Utama BJB Yuddy Renaldi bilang sisa emisi Rp 500 miliar ini diperlukan perbankan ini untuk menggenjot target pertumbuhan kredit di kisaran 10-11%. Maklum pertumbuhan dana BJB tahun lalu cukup mini sebesar 2,1% (yoy). Sementara rasio likuiditasnya cenderung ketat di level 97,81%.
Baca Juga: Cegah penularan corona, BNI Life himbau nasabah gunakan BNI Life Mobile
Bank lainnya yaitu PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) juga punya rencana pendanaan anorganik serupa. Tak tanggung-tanggung setelah awal tahun lalu menerbitkan junior global bond Rp 4,2 triliun, bank dengan bisnis utama di segmen perumahan ini masih mengincar pendanaan anorganik Rp 4 triliun lagi.
Direktur Finance, Treasury & Strategy BTN Nixon Napitupulu bilang, BTN bahkan merencanakan alternatif penerbitan via sekuritisasi ritel. Niatnya lantaran investor institusional kini diakui Nixon cukup terbatas.
“Kemarin sudah pendanaan junior global bond Rp 4,2 triliun, nanti akan ada lagi sekuritisasi sebesar Rp 2 triliun masing-masing di semester I dan II. Kami sedang mencari manajer investasi yang punya investor ritel. Karena investor wholesale, sekarang juga terbatas," katanya kepada Kontan.co.id belum lama ini.
Baca Juga: Perlambatan kredit tak berdampak signifikan terhadap pendapatan komisi BCA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News