kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.210   -85,00   -0,52%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

ROA Multifinance Menurun, Tekanan Suku Bunga Jadi Tantangan Utama


Kamis, 26 Juni 2025 / 21:50 WIB
ROA Multifinance Menurun, Tekanan Suku Bunga Jadi Tantangan Utama
ILUSTRASI. Profitabilitas industri multifinance di Indonesia tengah berada di bawah tekanan.


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Profitabilitas industri multifinance di Indonesia tengah berada di bawah tekanan.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat return on assets (ROA) perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 4,94% pada kuartal I-2025, turun dari posisi Maret 2024 yang sebesar 5,57%.

Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai, penurunan ini merupakan sinyal waspada bagi industri pembiayaan.

Baca Juga: ROA Industri Pembiayaan Turun, Mandala Finance Tetap Cetak Kinerja Positif

“Penurunan ROA mencerminkan tekanan dari sisi ekonomi, termasuk tingginya suku bunga yang menyebabkan biaya investasi mahal. Perusahaan pembiayaan yang tergantung pada dana dari investor atau obligasi, tidak bisa menaikkan bunga pinjaman secara drastis karena kondisi ekonomi yang masih lesu,” ujar Nailul kepada Kontan.co.id, Kamis (26/6).

Menurutnya, meskipun biaya dana meningkat, perusahaan tidak bisa serta-merta membebankan kenaikan tersebut kepada konsumen.

Akibatnya, selisih bunga atau spread mengecil dan berdampak langsung pada ROA.

“Terutama untuk pembiayaan kendaraan bermotor yang permintaannya sedang menurun. Jika bunga pinjaman dinaikkan signifikan, akan berisiko menurunkan penyaluran,” tambah Nailul.

Ia memprediksi, jika kondisi ekonomi belum pulih, tren penurunan ROA multifinance akan terus berlanjut.

Namun demikian, peluang perbaikan terbuka jika Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan guna mendorong pertumbuhan kredit.

Baca Juga: CNAF Optimistis ROA Tembus 5% hingga Akhir 2025, Meski Sempat Tertekan pada Mei 2025

Penurunan ROA juga tercermin dari kinerja PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF). ROA CNAF tercatat sebesar 4,72% per Mei 2025, menurun dari 5,18% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman menjelaskan bahwa penurunan tersebut disebabkan oleh perubahan strategi penyaluran pembiayaan.

“CNAF kini lebih selektif dalam memilih nasabah dengan riwayat kredit yang baik dan menerapkan risk-based pricing yang berdampak pada suku bunga lebih rendah. Imbasnya, nilai aset kami tumbuh signifikan sebesar 27% secara tahunan, dari Rp 9,95 triliun menjadi Rp 12,64 triliun per Mei 2025,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (25/6).

Meski demikian, CNAF tetap optimistis dapat meningkatkan ROA di atas 5% hingga akhir 2025, sesuai dengan target Rencana Bisnis Perusahaan.

“Dengan strategi yang ada, kami yakin ROA dapat kembali di atas 5% pada akhir tahun ini,” tegas Ristiawan.

Untuk menjaga profitabilitas di tengah tekanan eksternal, CNAF juga mempercepat digitalisasi dan otomasi proses bisnis guna mendorong efisiensi dan meningkatkan produktivitas.

Baca Juga: Sejumlah Multifinance Bakal Terbitkan Surat Utang Hingga Akhir Tahun, Siapa Saja?

Di sisi lain, PT Mandala Multifinance Tbk justru mencatatkan pertumbuhan ROA yang positif. Hingga Mei 2025, ROA Mandala tercatat tumbuh 3,28% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Keuangan Mandala Finance, Roberto AK Un, menjelaskan bahwa peningkatan ROA tersebut ditopang oleh pertumbuhan laba bersih dan peningkatan penyaluran pembiayaan.

“Kami fokus pada efisiensi operasional melalui digitalisasi serta optimalisasi struktur biaya. Kami juga menjaga kualitas portofolio pembiayaan dengan seleksi yang lebih ketat guna menekan risiko kredit macet,” kata Roberto kepada Kontanco.id.

Mandala juga menerapkan strategi pengelolaan pendanaan yang cermat untuk mengendalikan cost of fund (CoF).

“Jika kondisi ekonomi dan pasar mendukung, kami proyeksikan ROA dapat tumbuh stabil di kisaran 3–4% hingga kuartal III-2025,” pungkas Roberto.

Selanjutnya: Jakim 2025 Tinggal Dalam Hitungan Hari, Penyelenggara Siapkan Fasilitas untuk Pelari

Menarik Dibaca: Endeavor Indonesia Dorong Startup Fokus pada Bisnis Berkelanjutan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×