Reporter: Nadya Zahira | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) mengungkapkan beberapa penyebab yang membuat tingkat pengembalian investasi atau return on investment (ROI) dana pensiun mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ROI dana pensiun dari 2019 hingga 2023 turun cukup signifikan. ROI dana pensiun dari 2019 hingga 2023 merosot tajam secara berturut-turut. Di mana pada 2019 sebesar 8,51%, pada 2020 8,66%, pada 2021 sebesar 6,06%, pada 2022 5,55%, lalu menjadi 6,86% pada Desember 2023.
Staf Ahli Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljadi menilai, faktor utama penurunan ROI ini yaitu karena penurunan suku bunga atau kupon obligasi.
“Jadi memang faktor utama penurunan suku bunga atau kupon obligasi karena sebagian besar investasi dana pensiun di fixed income. Tidak memungkinkan mencapai ke level tahun 2019 karena sifat investasi dana pensiun adalah rollover," kata Bambang kepada KONTAN, Selasa (15/10).
Baca Juga: Ini Alasan Kenapa Generasi Z & Milenial Harus Menyiapkan Dana Pensiun Sedini Mungkin
Bambang menyebutkan, strategi yang bisa dilakukan Dana Pensiun untuk meningkatkan kinerja ROI yaitu dengan menambah investasi pada instrumen saham dengan disertai analisis yang komprehensif.
"Diharapkan dengan begitu ROI Dana Pensiun dapat meningkat melalui fluktuasi pasar saham," imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), Syarif Yunus mengungkapkan bahwa ROI DPLK dalam kurun lima tahun terakhir juga selalu di bawah rata-rata ROI industri dana pensiun.
“Menurut saya, faktornya selain kondisi ekonomi, juga datang dari edukasi yang kurang dan kompetensi investasi," kata Syarif kepada KONTAN, Selasa (15/10).
Baca Juga: Pengawasan Khusus OJK Terhadap 15 Dana Pensiun: Dua Dalam Proses Pembubaran
Kendati begitu, Syarif optimis bahwa performa ROI dana investasi bisa kembali seperti pada 2019. Ia menyebutkan khusus DPLK, tercatat ROI dana pensiun ini pada 2019 mencapai sebesar 8,17%. Angka ini turun menjadi 4,29% pada Agustus 2024.
“Tapi meski pada Agustus turun, bisa saja kembali ke kinerja seperti di 2019, karena instrumen investasi yang kompetitif kan ada. Hanya pilihan investasi di DPLK adalah dipilih peserta, maka edukasi sangat diperlukan," kata Syarif.
Seperti yang diketahui, pilihan investasi di DPLK ditentukan oleh peserta. Untuk itu, Syarif mengatakan strategi untuk meningkatkan ROI dana pensiun ini yaitu dengan melakukan edukasi kepada peserta.
Ia juga menuturkan bahwa turunnya ROI di DPLK ini tidak menjadi masalah dalam pembayaran manfaat dana pensiun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News