kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah sentuh Rp 15.200 per dollar AS, OJK: Ada efek ke transaksi impor dan L/C


Kamis, 04 Oktober 2018 / 16:30 WIB
Rupiah sentuh Rp 15.200 per dollar AS, OJK: Ada efek ke transaksi impor dan L/C
ILUSTRASI. Logo Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) terus melemah. Berdasarkan data Reuters Kamis (4/10) sampai pukul 15.32 WIB rupiah ada di level Rp 15.194 per dollar AS. Sedangkan berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah tercatat Rp 15.133 per dollar AS.

Tembusnya nilai tukar rupiah ke angka psikologis Rp 15.000 per dollar AS diperkirakan akan berpengaruh ke transaksi ekspor impor dan LC perbankan.

Boedi Armanto, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan II OJK mengatakan memang ada potensi pelemahan rupiah bisa berefek ke transaksi ekspor impor dan letter of credit (L/C) perbankan.

“Bisa jadi karena pelemahan rupiah membuat dollar AS mahal dan tentu risiko akan meningkat,” kata Boedi kepada kontan.co.id, Kamis (4/10).

Meski begitu, risiko valas perbankan dinilai cukup terkendali. Karena menurut catatan OJK debitur besar sudah banyak yang melakukan hedging.

Selain itu rasio posisi devisa netto atau selisih bersih valas di balancesheet industri perbankan 1,92%. 

Sebagai gambaran saja, posisi devisa neto maksimal yang dianjurkan regulator adalah 20%. Dan kebanyakan posisi devisa neto ini adalah posisi long. Artinya jumlah valas di liabilitas lebih banyak dibandingkan dengan aset.

Slamet Edi Purnomo, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan IV OJK memastikan posisi devisa neto perbankan masih kecil. “Pelemahan rupiah lebih disebabkan karena faktor global,” kata Slamet, Kamis (4/10).

Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisioner OJK menambahkan, pelemahan rupiah ini akan ada dampak ke kredit impor perbankan.

“Pada saat pelemahan rupiah kami mendorong debitur perbankan untuk menggenjot ekspor salah satunya pariwisata,” kata Wimboh dalam konferensi pers, Kamis (4/10).

Dengan rupiah yang melemah ini, OJK juga menyarankan agar menunda impor. Hal ini agar rupiah tidak semakin tertekan selain itu agar risiko tidak terlalu tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×