kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saat ini tren restrukturisasi perusahaan pembiayaan telah menurun


Rabu, 16 Juni 2021 / 19:50 WIB
Saat ini tren restrukturisasi perusahaan pembiayaan telah menurun
ILUSTRASI. Customer Service melayani nasabah di kantor CIMB Niaga Finance./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/22/03/2021.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama masa pandemi Covid-19, industri multifinance terus memproses restrukturisasi pembiayaan bagi debitur yang terdampak. 

Melalui ketentuan POJK 58/2020 terkait kebijakan countercyclical di LJKNB, OJK melanjutkan kebijakan relaksasi yang telah diterbitkan di tahun 2019, yaitu antara lain mengenai perpanjangan jangka waktu kebijakan restrukturisasi dampak Covid-19 sampai dengan tahun 2022. 

Salah satu perusahaan pembiayaan PT Mandiri Utama Finance (MUF) pun melihat adanya tren penurunan restrukturisasi di tahun ini. Hingga Akhir Mei 2021, MUF hanya melakukan restrukturisasi di bawah 20% dari portfolio MUF.

"MUF telah melakukan restrukturisasi hingga puncaknya mencapai hampir 30% dari total portfolio, yang terjadi di Agustus 2020 lalu. Dan selanjutnya menurun hingga di akhir Mei 2021 sudah di bawah 20% dari total portfolio," kata Direktur Utama MUF Stanley Setia Atmadja kepada Kontan.co.id, Rabu (16/6).

Baca Juga: Lender Modal Rakyat naik empat kali lipat pada Mei 2021, ini faktor pendorongnya

Stanley menjelaskan, MUF tetap berkomitmen untuk mendukung program pemulihan ekonomi salah satunya adalah program restrukturisasi yang telah diperpanjang oleh OJK, dimana dalam pelaksanaannya tetap akan dilakukan dengan hati-hati dan terus memperhatikan perkembangan pandemi maupun dampak ekonomi yang masih terus dinamis.

Dari sisi pendanaan, pada tahun 2021 MUF masih akan fokus pada pinjaman bilateral dari perbankan. Dimana Stanley menyebut, sampai saat ini dukungan para mitra bank sangat baik, sehingga kebutuhan pendanaan tahun ini cukup aman untuk mendukung penyaluran pembiayaan yang direncanakan.

"Untuk menjaga pencapaian target pembiayaan akan dilakukan dengan tetap membina kerja sama yang baik dengan semua mitra penyaluran pembiayaan, terus meningkatkan process excellence akuisisi pembiayaan dan senantiasa menghadirkan produk-produk pembiayaan yang menarik dan sesuai kebutuhan pada calon nasabah," ujar Stanley.

Sementara itu, Direktur Utama PT BCA Finance Roni Haslim juga sepakat bahwa tren restrukturisasi sudah jauh menurun jika dibandingkan pada saat awal program diluncurkan.

"Dari awal program diluncurkan hingga saat ini, restrukturisasi yang diberikan BCA Finance senilai hampir Rp 9 triliun. Kami juga melakukan restrukturisasi tahap kedua, dengan analisa yang selektif bagi konsumen yang membutuhkan," ujar Roni.

Sementara itu, Roni mengatakan, untuk tahun ini pihaknya masih dapat memenuhi kebutuhan pendanaan dari likuiditas internal yang pihaknya miliki, jadi belum memerlukan untuk mencari pendanaan baru.

Kreditur BCA Finance dari perbankan juga kata Roni masih sangat terbuka menawarkan pinjaman, namun likuiditas BCA Finance masih cukup untuk memenuhi pendanaan atas pembiayaan yang disalurkan. "Upaya untuk mendorong pembiayaan kami lakukan melalui penawaran paket yang menarik, promosi, dan pengadaan event-event virtual," ujar Roni.

Presiden Direktur PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Ristiawan Suherman juga mengungkapkan, semenjak program restrukturisasi di umumkan Pemerintah di bulan Maret 2020 hingga bulan Mei 2021 total nasabah yang di restrukturisasi sebanyak 9.956 dengan total nilai Rp 1,37 triliun setara dengan 24% dari total Asset kelolaan CNAF.

"Tren permintaan restrukturisasi memasuki tahun 2021 menurun sangat tajam hingga di bawah 1% dari total akun kelolaan kami," ujar Ristiawan.

Pihaknya juga terus men-support arahan dari pemerintah dan Regulator untuk ikut berkontribusi terhadap Negara guna mempercepat pemulihan perekonomian negara dampak dari Pandemi Covid-19.  Ristiawan mengatakan, hingga saat ini sumber pendanaan CNAF masih 100% dari perbankan di dalam negeri belum memikirkan untuk mendapatkan pendanaan pinjaman dari luar ataupun mengeluarkan obligasi.

Selain itu, kata Ristiawan sampai dengan saat ini  pendanaan untuk CNAF juga masih sangat cukup untuk mendukung pertumbuhan bisnis sesuai rencana bisnis tahun 2021 seperti yang sudah kita laporkan ke Regulator.

"Sampai dengan saat ini CNAF tidak mendapatkan kendala untuk mendapatkan pendanaan dari bank-bank dalam negeri, dengan kata lain support dan kepercayaan dari para kreditur masih cukup tinggi terhadap CNAF," katanya. 

Dalam menjaga pembiayaan agar terus tumbuh, CNAF melakukan strategi dengan bertanggung jawab dan menguntungkan secara efektif dan efisien agar kepercayaan dari para kreditur terhadap perseroan bisa di pertahankan bahkan terus di tingkatkan.

Selain itu, komunikasi yang intensif dan transparan terkait strategi yang diambil dan performance yang dicapai terhadap para kreditur menjadi kunci CNAF menjaga kepercayaan para kreditur terhadap CNAF saat ini.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah debitur restrukturisasi mencapai sebesar 5.711.947 kontrak hingga akhir April 2021. Dari jumlah tersebut, total outstanding pokok mencapai Rp 173,04 triliun.

Kepala Departemen Pengawasan IKNB IIB OJK Bambang W. Budiawan bilang, jika dilihat berdasarkan tren pertumbuhannya sejak awal Maret 2020, nilai peningkatan debitur restrukturisasi per bulannya mulai melandai. Bahkan pada bulan Januari 2021 silam, sempat turun.  

"Dalam implementasinya, restrukturisasi tahap dua dikembalikan kepada kebijakan Perusahaan Pembiayaan berdasarkan risk appetite dan hasil asesmen profil debitur," sebut Bambang.

Selanjutnya: Perpanjangan Diskon PPnBM Dorong Pembiayaan Mobil

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×