kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.284.000   34.000   1,51%
  • USD/IDR 16.595   -40,00   -0,24%
  • IDX 8.169   29,39   0,36%
  • KOMPAS100 1.115   -0,85   -0,08%
  • LQ45 785   2,96   0,38%
  • ISSI 288   0,88   0,31%
  • IDX30 412   1,48   0,36%
  • IDXHIDIV20 463   -0,53   -0,11%
  • IDX80 123   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 129   -0,13   -0,10%

Saham Bank BUMN Masih Tertekan, Berikut Beberapa Saham Bank Swasta Bisa Dicermati!


Selasa, 07 Oktober 2025 / 19:13 WIB
Saham Bank BUMN Masih Tertekan, Berikut Beberapa Saham Bank Swasta Bisa Dicermati!
ILUSTRASI. Petugas menghitung uang di kantor layanan bank Permata Jakarta, Senin (6/3). Di saat saham big banks yang mayoritas sahamnya dimiliki pemerintah tak kunjung bangkit, tidak ada salahnya investor melirik pergerakan saham bank swasta.Sejauh ini, pergerakan sahamnya lebih tahan pada tekanan koreksi. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/06/03/2017


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di saat saham big banks yang mayoritas sahamnya dimiliki pemerintah tak kunjung bangkit, tidak ada salahnya investor melirik pergerakan saham bank swasta.Sejauh ini, pergerakan sahamnya lebih tahan pada tekanan koreksi.

Bahkan, PT Bank Permata Tbk (BNLI) yang sahamnya sudah berkali-kali lipat sepanjang 2025. Diantara bank swasta non big baks, BNLI memang menorehkan kinerja yang paling positif. Hingga akhir perdagangan Selasa (7/10/2025), harganya sudah naik hingga 503,17% secara year to date (ytd) menjadi Rp 5.700 per saham.

Secara fundamental, kinerja keuangan Bank Permata ini telah mencatatkan pertumbuhan laba 9,39% secara tahunan menjadi Rp 2,59 triliun periode Januari-Agustus 2025. Untuk periode Agustus 2025 saja, labanya tercatat mengalami kenaikan dari Rp 471 miliar pada Juli menjadi Rp 480 miliar.

Contoh lainnya, PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) yang sepanjang tahun ini harga sahamnya mampu menahan tekanan koreksi dan cenderung stagnan. Dalam tiga bulan terakhir, sahamnya sudah naik 5,58% menjadi Rp 208 per saham.

Hal tersebut pun juga sejalan dengan kinerja fundamental dengan laba naik hingga 100,8% secara tahunan pada periode delapan bulan yang sudah berjalan di 2025 ini. Nilainya tercatat sekitar Rp  704 miliar.

Baca Juga: Maybank Indonesia (BNII) Beri Penjelasan Soal Dugaan Penggelapan Dana Rp 30 Miliar

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengungkapkan bahwa bank-bank swasta ini memiliki potensi pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan bank pelat merah dengan segala penugasan pemerintah.

“Mereka ini bisa lebih lincah dalam menjalankan bisnisnya karena punya kebebasan mengembangkan ekosistem mereka sendiri,” ujar Nico.

Dalam hal ini, Nico berpendapat investor melihat risiko yang dimiliki oleh bank-bank swasta ini tak sebesar apa yang dialami oleh bank milik negara. Terlebih, bank-bank swasta ini memiliki segmen pasarnya masing-masing.

“Cuma ini untuk jangka pendek saja ya, atau sekalian cari sektor lain,” ujarnya.

Baca Juga: Semester I 2025, Bank CIMB Niaga (BNGA) Cetak Laba Rp 3,51 triliun

Hal serupa diungkapkan oleh Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer. Ia menyebutkan ini memang jadi momentum cukup positif untuk saham bank lapis dua.

Ia bilang salah satu alasan penguatan yang terjadi pada saham-saham bank swasta beberapa waktu terakhir kemungkinan didorong oleh ekspektasi pasar. Di mana, pasar mulai melihat peluang pertumbuhan yang lebih terukur dan risiko yang relatif lebih kecil dibanding bank besar yang masih struggle.

“Bank swasta untuk saat ini bisa lebih fleksibel dan lebih cepat menyesuaikan strategi dibanding bank besar yang masih struggle dengan keadaan sekarang,” ujarnya.

Sementara itu, Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan bilang berkah yang dialami oleh bank swasta ini lebih karena tekanan jual asing yang membebani big banks tidak terlalu terasa pada bank-bank swasta. Pasalnya, proporsi kepemilikan asingnya lebih kecil. 

Menurutnya, saat ini investor asing cenderung wait and see terhadap sektor perbankan besar karena masih ada kekhawatiran terhadap arah kebijakan fiskal, stabilitas rupiah, dan lambatnya pertumbuhan kredit. 

“Hal ini memberi ruang untuk kinerja saham yang relatif lebih defensif saat tekanan makro terjadi,” jelas Ekky.

Baca Juga: Saham Permata Bank (BNLI) Meroket 500% Sepanjang Tahun 2025, Begini Kata Perusahaan

Rekomendasi saham

Dengan berbagai kondisi tersebut, Nico pun melihat saat ini yang bisa jadi pilihan untuk deretan saham bank swasta adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA). Ia melihat bank ini menunjukkan perkembangan yang pesat terlebih dari sisi penggunaan teknologi.

Ia pun merekomendasikan beli untuk saham ini dengan target Rp 2.100 per saham. Per Selasa (7/10/2025), harga BNGA ditutup di harga Rp 1.695 per saham.

Sementara itu, Miftahul memilih BNLI tetap jadi kandidat utama sebagai pilihan. Alasannya, hal tersebut sudah didukung dengan kinerja positif ditambah momentum pasar yang mendukung karena sudah naik pesat. Target harga saham BNLI di Rp 6.000 per saham.

“Namun kita harus tetap hati hati dengan likuiditas dan risiko volatilitas dengan saham saham ini,” jelasnya.

Selanjutnya: Dana Transfer Daerah Dipangkas, Begini Respon Gubernur Jabar Dedi Mulyadi

Menarik Dibaca: Bend Of The Rivers Ungkap Pengalaman Sakit Hati di Lagu Tragis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×