Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di sektor perbankan, fundamental tak lagi jadi pengungkit harga saham. Ambil contoh, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang terus tertekan meskipun dari sisi profitabilitas bank terbilang lebih baik dibandingkan kompetitor lainnya.
Pada delapan bulan pertama tahun 2025, BCA membukukan laba bersih bank only sebesar Rp 39,06 triliun hingga Agustus 2025 atau tumbuh 8,52% jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, yang capai Rp 35,99 triliun.
Padahal, big banks lainnya seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) tertekan dengan laba turun lebih dari 5% YoY. Lihat saja BRI yang mengalami penurunan laba paling dalam, mencapai 9,9% YoY menjadi Rp 32,6 triliun per Agustus 2025.
Baca Juga: Kinerja Saham Big Banks Sesi I Selasa (30/9): BBCA Tertekan, BMRI Menguat
Sayangnya, fundamental tersebut tak diikuti dengan pergerakan saham bank swasta terbesar di Indonesia ini. Pasalnya, saham BBCA justru ditutup melemah di perdagangan Rabu (1/10/2025) ke level Rp 7.500 per saham, ini jadi harga penutupan terendah sepanjang 2025 ini.
Dengan demikian, sepanjang 2025 ini, saham BCA sudah mengalami koreksi sekitar 22,48%. Koreksi ini sedikit lebih baik dibandingkan saham big banks lainnya yaitu BMRI yang dalam periode sama turun sekitar 23,16%.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus bilang sejatinya kinerja fundamental dari BCA memang masih terbilang aman. Hanya saja, saat ini memang kinerjanya sedang diuji dengan kondisi ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja.
Baca Juga: Saham Big Banks Bergerak Variatif Sesi I Senin (29/9), BBCA Pimpin Kenaikan
Lebih lanjut, ia menilai saat ini ada sektor lain selain perbankan yang bagi investor lebih menarik untuk cari keuntungan. Artinya, ada relokasi sektor yang dilakukan sehingga saham bank seperti BCA juga sedang ditinggalkan.
“Banyak pelaku pasar dan investor memiliki ekspektasi yang jauh lebih rendah terhadap saham BBCA, meskipun secara fundamental baik adanya begitu pun nantinya potensi valuasi di masa yang akan datang,” ujar Nico.
Hanya saja, ia menilai penurunan saham BCA hanya masalah waktu. Alhasil, di masa yang akan datang masih ada potensi harga BBCA kembali menguat.
Selanjutnya: Studi Kelayakan Pembangunan 17 Kilang Pertamina Hampir Rampung, Ini Lokasinya
Menarik Dibaca: 7 Zodiak yang Paling Kompetitif, Capricorn Salah Satunya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News