Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pergerakan harga saham PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) ditutup di zona hijau, naik 14,55% atau 80 basis poin pada penutupan perdagangan Senin (3/2).
Lonjakan ini membuat harga saham NOBU naik ke Rp 630 dari posisi perdagangan sesi satu yang masih di harga Rp 610 per saham.
Saham NOBU pada penutupan perdagangan Senin (3/2) telah ditransaksikan sebanyak 36,64 juta saham dengan frekuensi transaksi sebanyak 5.787 kali , dengan nilai transaksi Rp 22,82 miliar.
Baca Juga: Hanwha Life Bakal Akuisisi 40% Saham NOBU, Begini Nasib Merger dengan Bank MNC
Melihat fenomena tren harga saham NOBU yang melonjak ke zona hijau tersebut, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji mengatakan, fenomena ini merupakan efek dari kabar akuisisi yang telah diumumkan oleh kedua perusahaan.
Nafan menilai ini merupakan langkah dari kedua perusahaan dalam memperkuat bisnisnya, di mana Hanwha life melihat kinerja NOBU juga bagus, baik dari top line maupun bottom line yang tercermin dari laporan kinerja pada kuartal III-2024.
Namun yang jelas Nafan belum merekomendasikan investor ritel untuk masuk ke saham ini dalam jangka panjang.
"Yang jelas rekomendasi NOBU adalah not rating. Support di Rp 540 dan resistance di Rp 675," ungkap Nafan kepada Kontan, Senin (3/2).
Sejak kabar akuisisi 40% saham NOBU oleh Hanwha Life Insurance Co Ltd merebak, Bank dengan kapitalisasi pasar yang mencapai Rp 4,52 triliun ini beberapa kali berada di zona hijau.
Baca Juga: Hanwha Life Akuisisi Bank Nobu, Bagaimana Nasib Rencana Merger dengan Bank MNC?
Secara histori, selama sepekan saham bank nobu terkoreksi sebesar 16,44%, meskipun sempat di zona hijau selama sebulan terakhir, yakni menguat sebesar 3,39%. Selama satu tahun terakhir, saham NOBU terkoreksi 31,07%.
Rencana akuisisi NOBU oleh Hanwha Life ini masih menunggu persetujuan para pemegang saham dalam RUPSLB yang direncanakan terlaksana pada 25 Maret 2025.
Selanjutnya diperlukan persetujuan OJK yang direncanakan akan dikirimkan pada 27 Maret 2025. Sehingga perkiraan proses aksi ini selesai pada sekitar 16-23 April 2025.
Saat ini, pengendali saham NOBU masih dipegang oleh James Tjahaja Riady melalui PT Putera Mulia Indonesia dengan kepemilikan sebesar 23,97%.
Baca Juga: Hanwha Akan Akuisisi, Saham NOBU Melompat
Sisanya digenggam oleh PT Star Pacifik Tbk sebesar 13,45%, lalu PT Prima Cakrawala Sentosa sesar 10,66%, dan sisanya di bawah 10% ada PT MNC Land Tbk, PT Matahari Department Store Tbk, PT Inti Anugerah Pratama, OCBC Securities PTE LTD, dan Nomura Securities CO LTD.
Jika melihat laporan kinerja keuangan NOBU pada Kuartal III-2024, Nobu Bank mencetak laba bersih Rp 226,26 miliar pada September 2024 atau tumbuh 116,71% yoy.
Tak terkecuali pendapatan bunga bersih Nobu Bank yang naik 29,04% yoy menjadi Rp710,68 miliar. Namun, beban bunga juga mengalami kenaikan 49,57% menjadi Rp 799,77 miliar. NOBU mencatat kenaikan kredit 32,75% yoy menjadi Rp18,08 triliun.
Dari sisi likuiditas, rasio LDR (loan to deposit ratio) NOBU berada pada angka 80,68%, sedikit turun dari 83,85% pada September 2023.
Baca Juga: OJK Buka Suara Terkait Nasib Merger Bank Nobu Dan Bank MNC
Rasio ini masih berada dalam rentang ideal 78%-92% yang menandakan NOBU memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi kewajiban pembiayaan dan ekspansi bisnis di masa mendatang.
Aset NOBU juga mengalami pertumbuhan 28,69% menjadi Rp31,94 triliun. Pertumbuhan aset yang signifikan ini didorong oleh peningkatan DPK (dana pihak ketiga) sebesar 37,97% menjadi Rp22,41 triliun. Kenaikan DPK terutama dipicu oleh deposito yang tumbuh 46% yoy menjadi Rp15,23 triliun.
Selanjutnya: Bank BTN Klaim Hapus Tagih Tak Berdampak Signifikan ke Pendapatan Recovery
Menarik Dibaca: Masih Ada yang Diguyur Hujan, Ini Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (4/2)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News