Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Harga saham PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) melompat 10,91% ke Rp 610 per saham pada sesi I perdagangan, Senin (3/2). Harga saham NOBU menghijau setelah kabar rencana akuisisi oleh Hanwha Life Insurance merebak.
Senin (3/2), sebanyak 26,93 juta saham NOBU ditransaksikan dan frekuensi 3.724 kali dengan nilai transaksi Rp 16,62 miliar.
Sejak kabar akuisisi 40% saham NOBU oleh Hanwha Life Insurance Co Ltd mencuat, bank dengan kapitalisasi pasar Rp 4,52 triliun ini beberapa kali berada di zona hijau.
Namun, selama sepekan saham NOBU terkoreksi 16,44%, meskipun sempat di zona hijau selama sebulan terakhir, yakni menguat sebesar 3,39%. Selama satu tahun terakhir, saham NOBU terkoreksi 31,07%.
Baca Juga: OJK Buka Suara Terkait Nasib Merger Bank Nobu dengan Bank MNC
Rencana akuisisi NOBU oleh Hanwha Life ini masih menunggu persetujuan para pemegang saham dalam RUPSLB yang direncanakan terlaksana pada 25 Maret 2025. Selanjutnya diperlukan persetujuan OJK yang direncanakan akan dikirimkan pada 27 Maret 2025. Sehingga perkiraan proses aksi ini selesai pada sekitar 16-23 April 2025.
Jika melihat laporan kinerja keuangan NOBU pada Kuartal III-2024, Nobu Bank mencetak laba bersih Rp 226,26 miliar pada September 2024 atau tumbuh 116,71% yoy.
Pendapatan bunga bersih Nobu Bank yang naik 29,04% yoy menjadi Rp710,68 miliar. Namun, beban bunga juga meningkat 49,57% menjadi Rp799,77 miliar.
NOBU mencatat kenaikan kredit 32,75% yoy menjadi Rp18,08 triliun.
Baca Juga: OJK Tanggapi Kabar Hanwha Life yang Berencana Akuisisi 40% Saham Bank Nobu
Dari sisi likuiditas, rasio LDR (loan to deposit ratio) NOBU berada pada angka 80,68%, sedikit turun dari 83,85% pada September 2023. Rasio ini masih berada dalam rentang ideal 78-92% yang menandakan NOBU memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi kewajiban pembiayaan dan ekspansi bisnis di masa mendatang.
Aset NOBU juga tumbuh 28,69% menjadi Rp 31,94 triliun. Pertumbuhan aset yang signifikan ini didorong peningkatan DPK (dana pihak ketiga) sebesar 37,97% menjadi Rp 22,41 triliun. Kenaikan DPK terutama dipicu simpanan deposito yang tumbuh 46% yoy menjadi Rp 15,23 triliun.
Selanjutnya: Indef: Indikasi Deflasi Januari 2025 Mencerminkan Lemahnya Daya Beli
Menarik Dibaca: Bunga Deposito BTN di Februari 2025, Tertinggi 5,00%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News