Reporter: Nina Dwiantika |
JAKARTA. Persaingan di industri perbankan hingga akhir tahun lalu berlangsung sengit. Pergeseran posisi di jajaran 10 bank terbesar tak terhindarkan, baik dari sisi aset, simpanan dan kredit. Posisi yang tak berubah hanya di peringkat pertama hingga kelima. Posisi itu berurutan diisi Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Central Asia (BCA), Bank Negara Indonesia (BNI) dan CIMB Niaga.
Di peringkat enam hingga 10, posisi Bank Danamon terus menurun. Tiga tahun lalu, bank yang mayoritas sahamnya milik Temasek ini selalu menduduki posisi keenam. Namun, sejak tahun lalu, posisinya tergusur.
Dari sisi aset dan kredit, Danamon turun ke peringkat tujuh, tergusur Bank Panin. Sedangkan dari sisi DPK, turun ke posisi 8, kalah dari Panin dan Bank Permata.
DPK Danamon hanya tumbuh 7,5% selama tiga tahun, dari Rp 80 triliun pada Desember 2010 menjadi Rp 86 triliun pada November 2012. Saat yang sama, Panin membukukan kenaikan DPK 34,6% menjadi Rp 101 triliun. Danamon hanya bertaji di kredit, tumbuh di atas 21%.
Direktur Keuangan Danamon Vera Eve Lim enggan menjelaskan penyebab penurunan ini. "Kami akan jelaskan itu pada paparan kinerja," katanya, Minggu lalu (17/2).
Berdasarkan kinerja September 2012, kredit Danamon hanya tumbuh 7% menjadi Rp 91 triliun. Tahun 2011, kenaikannya mencapai 18% menjadi Rp 85,26 triliun.
Bank Internasional Indonesia (BII) juga turun peringkat. Pada 2008, BII menduduki peringkat sembilan bank penyalur kredit terbesar. Pada 2009 posisinya digeser Bank Tabungan Negara (BTN). Posisi ini tak berubah hingga November 2012. Namun, dari sisi aset, BII masih mengungguli BTN, yakni Rp 83 triliun berbanding Rp 70 triliun.
Presiden Direktur BII, Dato' Khairussaleh mengatakan, telah menyiapkan cara mendongkrak kredit ataupun DPK. "Dalam tiga tahun ke depan kami akan menaikkan peringkat," katanya.
Bank milik investor Malaysia ini akan menggenjot kredit korporasi, UMKM dan konsumer. "Kami menargetkan pertumbuhan kredit di atas rata-rata industri. Masih banyak pelaku usaha yang belum tersentuh kredit," katanya.
Bank Permata konsisten menghuni posisi delapan. Peringkatnya hanya naik dalam pengumpulan DPK, dari posisi sembilan ke posisi tujuh. Bank milik Astra dan Stanchart ini meraup DPK senilai Rp 97 triliun per November 2012, melonjak 64,5% dari posisi 2010. Manajemen bank ini mengklaim, pencapaian itu terdongkrak oleh promo tabungan bertajuk Familionaire.
Direktur Utama BRI, Sofyan Basir menuturkan, akan mempertahankan posisinya sebagai bank nomor dua beraset terbesar. Tahun lalu, aset naik 17% menjadi Rp 535 triliun. "Tahun ini kami membidik pertumbuhan kredit sebesar 18% sampai 22%," katanya.
Presiden Direktur Bank CIMB Niaga, Arwin Rasyid mengatakan, perseroan mampu mempertahankan posisinya sebagai bank terbesar ke lima. Total aset Rp 197 triliunatau tumbuh 18%, sementara kredit naik 16%. "Di tengah kondisi global yang stagnan, kami bisa beradaptasi dengan tetap mencetak pertumbuhan," kata Arwin.
CIMB Niaga menargetkan kredit tumbuh 16% dan DPK sebesar 15% tahun ini. Bank akan mengoptimalkan seluruh jaringannya, terutama unit mikro di pelosok daerah. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News