Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kinerja unit link sampai akhir bulan April 2015 ini masih belum terbebas dari kondisi minus di pasar saham dan obligasi pemerintah. Gejolak di dua instrumen investasi terbesar menekan laju return produk investasi berbalut investasi ini.
Analis Infovesta Utama, Praska Putrantyo menyebut baik produk unit link jenis saham, campuran, maupun pendapatan tetap yang berdenominasi Rupiah, imbal hasilnya negatif bila dibandingkan dengan capaian di bulan sebelumnya. Berdasarkan pengelompokan data kinerja unit link oleh Infovesta, secara rata-rata kinerja unit link berbasis saham menunjukkan imbal hasil paling jeblok.
Ia menyebut kinerja dari unit link jenis ini secara rata-rata mencapai minus 6,68% secara month to month. Sementara unit link campuran, imbal hasilnya mencapai minus 3,74%.
Meski sama-sama negatif, namun unit link pendapatan tetap menjadi produk yang returnnya paling baik. "Kinerja unit link pendapatan tetap mencapai minus 0,78%," kata dia, Selasa (5/5).
Praska bilang dalam periode yang sama, melempemnya kinerja indeks pasar IHSG dan Infovesta Government Bond Index (IGBI) secara estafet menekan kinerja unit link di bulan kemarin. Di mana kinerja IHSG dan IGBI masing-masing juga merosot minus 7,83% dan minus 0,76% dibanding bulan sebelumnya.
Hal tersebut pun berpengaruh pada rata-rata kinerja indeks reksadana, yang menjadi tempat penempatan dana unit link. Baik reksadana saham, campuran, maupun pendapatan tetap mencatatkan kinerja masing-masing minus 7,56%, 4,66%, dan 0,63%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News