kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sayonara target bunga kredit satu digit


Rabu, 08 Februari 2017 / 11:03 WIB
Sayonara target bunga kredit satu digit


Reporter: Galvan Yudistira, Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Lupakan target bunga kredit single digit! Bank-bank sepertinya bakal kesulitan memenuhi target pemerintah itu di tahun ini.

Banyak faktor menjadi pemberat. Antara lain: kenaikan suku bunga The Fed yang diprediksi mulai terjadi pada Maret, kenaikan suku bunga acuan, likuiditas perbankan serta tren inflasi yang naik.

Badan Pusat Statistik mencatat bulan Januari 2017 lalu, inflasi mencapai 0,97%. Realisasi ini lebih tinggi dari perkiraan para ekonom di kisaran 0,6%-0,7%. Tren kenaikan inflasi diprediksi berlanjut karena harga pangan stabil tinggi.

Menurut bankir, sekalipun, inflasi rendah, bunga kredit sulit turun. "Risiko likuiditas bank jadi perhatian," ujar Direktur Utama Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja. Bank yang banyak mengguyurkan kredit ke proyek infrastruktur akan menghadapi risiko likuiditas. Apalagi, infrastruktur membutuhkan dana besar beberapa tahun mendatang. "Jika kredit infrastruktur terlalu didorong, likuiditas bank bisa terancam, ujar Jahja, Selasa (7/2).

Direktur Treasury & Capital Market CIMB Niaga John Simon menambahkan, selain kredit infrastruktur, rencana penerbitan surat utang pemerintah Rp 400 triliun bisa menarik likuiditas bank. Adapun, Dirut Bank Bukopin Glen Glenardi bilang, bunga kredit lebih dipengaruhi biaya dana.

Jika merujuk data akhir 2016, rasio likuiditas atau loan to deposit ratio (LDR) bank sudah 93%. Jika ini tak dikelola baik, risiko likuiditas menghadang. Sekalipun, inflasi terjaga, kata Jahja, bank akan memburu likuiditas dengan menaikkan bunga deposito. Apalagi, The Fed akan menaikkan bunga antara 50 basis poin sampai 75 basis poin.

Hanya kata Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter BI Dody Zulverdi, likuiditas bank tak bermasalah di awal tahun. Ini tecermin rendahnya penawaran bank atas operasi pasar terbuka BI yang umumnya dipakai untuk menutup minimnya likuiditas. Buktinya, instrumen repo Surat Utang Negara bertenor dua pekan, rata-rata tertimbang bunga instrumen itu turun jadi 4,92% dari 4,95%.

Aldian Taloputra, ekonom Senior Standard Chartered mengingatkan pentingnya menjaga inflasi agar biaya dana bank tak bengkak. "Sebab, bunga deposito sejalan dengan inflasi," ujar dia kepada KONTAN. Selasa (7/2).

Ia memprediksi, inflasi tahun ini sekitar 4,3%, naik dari 2016 di 3,02%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×