Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagian bank masih berhasil menorehkan pertumbuhan signifikan dari penyaluran kredit kendaraan bermotor (KKB) sepanjang delapan bulan pertama tahun ini walaupun tengah terjadi perlambatan penjualan kendaraan bermotor.
Bank Indonesia (BI) mencatat terjadi perlambatan pertumbuhan KKB dimana per Juli hanya mencapai Rp 142,5 triliun atau tumbuh 3,5% year on year (yoy). Itu melambat dari bulan sebelumnya yang masih tumbuh 5,3%.
Salah satu bank yang mencatat pertumbuhan bagus itu adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Bank pelat merah ini telah menyalurkan KKB Rp 1,9 triliun hingga Agustus 2019. Itu tumbuh 21% jika dibandingkan dengan akhir 2018 (year to date).
Baca Juga: BNI geber bisnis layanan pengeloaan kas
"Pertumbuhan KKB kami masih di atas industri yang tumbuh sebesar 9%. Porsi outstanding KKB terhadap total portofolio kredit konsumer (KPR dan KKB) BRI sebesar 11,64%," jelas Handayani, Direktur Konsumer BRI pada Kontan.co.id, Rabu (25/9).
Handayani pembiayaan KKB masih memiliki potensi besar karena sebanyak 60% dari penjualan ritel mobil penumpang pada tahun 2018 sebanyak 1.036 juta unit dengan nilai Rp 124 triliun masih menggunakan fasilitas kredit kendaraan bermotor.
Dia berharap, pelonggaran aturan loan to value (LTV) akan semakin menggairahkan pasar kredit kendaraan bermotor akan meningkat. BRI akan menyesuaikan ketentuan tersebut dengan cara memaksimalkan potensi pembiayaan kendaraan bermotor dengan DP murah di segmen passenger car.
Baca Juga: BCA: Uang elektronik berbasis kartu unggul pada kecepatan transaksi
Tahun ini, BRI menargetkan penyaluran KKB sebesar Rp 3 triliun. Guna mencapai target itu, perseroan akan melakukan segmentasi agar penawaran kebutuhan KKB tepat, mengoptimalkan internal base nasabah simpanan dan pinjaman BRI, menawarkan program unggulan, serta kerjasama dengan produsen mobil listrik.
PT BNI Syariah juga mencatat pertumbuhan dua digit pembiayaan kendaraan bermotor sepanjang tahun ini. Outstanding pembiayaan BNI Oto iB Hasanah sampai Agustus sudah Rp 115 miliar atau tumbuh 43,12% dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Rasio pembiayaan bermasalah (NPF) juga masih terjaga di bawah 1%.
SEVP Bisnis Ritel dan Jaringan BNI Syariah, Iwan Abdi mengatakan, pihaknya menargetkan pembiayaan kendaraan bermotor bisa tumbuh sampai 45% hingga akhir tahun dan tumbuh 50% pada tahun 2020.
Baca Juga: Hidupkan lagi surat berharga komersial (SBK), BI sempurnakan aturan
Dia berharap, pelonggaran LTV yang akan efektif pada 2 Desember 2019 itu akan mendorong jumlah permintaan kendaraan bermotor hingga ujung tahun.
Strategi BNI Syariah mendorong BNI Oto iB Hasanah adalah peningkatan kerja sama dengan dealer kendaraan bermotor, bekerja sama dengan institusi, dan menggelar program spesial institusi.
Sedangkan Bank Jatim berhasil mencatatkan pertumbuhan penyaluran KKB 22,54% secara year to date. KKB ini masih menyumbang kontribusi sangat kecil ke total kredit konsumer perseroan yakni hanya 5%.
Baca Juga: Bunga acuan terus turun, BRI bidik NIM 7% hingga akhir tahun
Direktur Keuangan Bank Jatim, Ferdian Timur Satyagraha berharap, pelonggaran LTV akan semakin mendongkrak bisnis KKB perseroan sehingga akhir tahun porsinya bisa mencapai 10% terhadap total kredit konsumer.
"Untuk mengoptimalkan penyaluran KKB, kami akan lebih gencar melakukan gathering dan promosi, serta meningkatkan kerjasama dengan dealer roda empat," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News