Reporter: Riset Kontan, SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepemilikan PT Bank Permata Tbk (BNLI) beralih ke Bangkok Bank, pasca mengakuisi saham milik PT Astra International Tbk (ASII) dan Standard Chartered Bank (SCB).
Bangkok Bank mengakuisisi 89,12% saham Bank Permata dari tangan ASII dan SCB. Nilai transaksi akuisisi saham tersebut sebesar 1,77 kali price book value Bank Permata.
Per September 2019, nilai buku Bank Permata adalah Rp 1.498. Jika merujuk nilai ini, Bangkok Bank bakal menggelontor uang Rp 37,43 triliun untuk memborong saham Bank Permata.
Baca Juga: Terjawab, Bangkok Bank akhirnya mencaplok Bank Permata
Sebelum Bangkok Bank, sejumlah bank dan lembaga keuangan berminat mengakuisi Bank Permata. Bukan cuma dari dalam negeri, juga investor dari luar negeri. Siapa saja?
1. Bank Mandiri
Bank Mandiri sejatinya sudah mantap mencaplok Bank Permata. Bahkan, bank pelat merah ini sempat melakukan negosiasi dengan ASII dan SCB sebagai pemilik bank hasil merger lima bank itu.
"Saat ini, kami sedang finalisasi due diligence. Setelah itu, kami akan memulai negosiasi dengan kedua pemiliknya," kata Direktur Utama Mandiri Kartika Wiroatmodjo ketika itu.
Baca Juga: Bangkok Bank bakal gelontorkan Rp 37,43 triliun untuk akuisisi Bank Permata (BNLI)
Cuma, Bank Mandiri membantah sudah menawar harga Bank Permata. Sebab, santer beredar kabar, Bank Mandiri mengajukan penawaran 1,8 kali price book value Bank Permata.
Demi bisa mengakuisisi Bank Permata, bank berlogo pita emas ini sudah menyiapkan pendanaan. Dana tersebut berasal dari kelebihan modal Bank Mandiri sebesar Rp 30 triliun.
2. Mizuho Financial Group dan Sumitomo Mitsui Finansial Group
Setelah Bank Mandiri gagal mengakuisi Bank Permata, Mizuho Financial Group dan Sumitomo Mitsui Finansial Group disebut-sebut berminat membeli bank yang berdiri 1954 silam itu.
Sumber Kontan.co.id menyebutkan, Sumitomo Mitsui membidik seluruh kepemilikan ASII dan SCB. Sedangkan Mizuho Finansial cuma akan mengambil saham milik Standard Chartered.
Baca Juga: Sejarah Bank Pemata, bermula dari sebuah ruangan kecil di daerah Kota
Soalnya, Mizuho Finansial ingin Grup Astra tetap memiliki bisnis di sektor perbankan. Apalagi, kabarnya Bank Permata juga telah menjadi bank pengelola gaji karyawan (payroll) Bank Mizuho Indonesia.
Mizuho Financial saat ini mengempit 99% kepemilikan Bank Mizuho Indonesia. Sementara Sumitomo Mitsui menguasai 97,24% saham PT Bank BTPN Tbk setelah melebur dengan Bank Sumitomo Mitsui Indonesia awal 2019 lalu.
3. Oversea-Chinese Banking Corp (OCBC)
Oversea-Chinese Banking Corp (OCBC) sempat menyatakan minat pada tahap awal proses penjualan Bank Permata. Tapi akhirnya, mereka urung mengajukan penawaran saham milik SCB.
Baca Juga: Bank Permata, hasil penggabungan lima bank
Menurut sumber Bloomberg yang mengetahui masalah tersebut, setelah melakukan due dilligence atau uji tuntas, bank asal Singapura ini menyimpulkan, Bank Permata tidak masuk kriteria mereka.
4. DBS Bank
DBS Bank juga mempertimbangkan rencana mengakuisisi saham Bank Permata. Sumber Bloomberg mengatakan, bank asal Singapura ini berniat untuk mengambilalih saham SCB di Bank Permata.
Bahkan, DBS Bank sudah menggandeng penasihat keuangan untuk mengukur valuasi Bank Permata. Menurut hitung-hitungan, valuasi Bank Permata sudah mencapai US$ 2,3 miliar. Tapi, akhirnya DBS Bank mundur.
Baca Juga: Skandal cessie Bank Bali: Kongkalingkong berbau politik
5. Farallon Capital Management
Jauh sebelum Bank Mandiri dan lainnya, Farallon Capital Management sudah menyatakan minta membeli saham Bank Permata. Menurut sumber Kontan.ci.id, Farallon Capital ingin masuk ke Bank Permata dengan membeli 44,56% saham SCB dulu.
Perusahaan yang berbasis di San Francisco, Amerika Serikat itu bahkan kabarnya sudah melakukan pembicaraan awal dengan Standard Chartered di London. Buntutnya, Farallon Capital tak jadi membeli saham Bank Permata.
Dan, yang benar-benar jadi mengakuisisi Bank Permata adalah Bangkok Bank.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News