Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan tengah berupaya menggairahkan pasar properti yang tengah melambat di tengah tekanan pandemi Covid-19. Melambatnya penjualan properti telah berimbas pada lesunya penyaluran Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).
Strategi dari sisi bunga KPR merupakan salah satu langkah bank menggairahkan pasar. Saat ini, bank berlomba-lomba menawarkan program bunga KPR untuk mendorong penjualan properti dan penyaluran KPR di tengah tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia dimana sepanjang tahun ini sudah turun 1% ke level 4%
Ada bank yang memilih menawarkan KPR berbunga rendah tetap namun hanya berlaku setahun tiga tahun saja. Ada pula yang memilih memberikan kepastian pada nasabah bunga agak lebih tinggi namun berlaku tetap hingga 10 tahun.
Baca Juga: Permudah booking dan refund konsumen, OYO gandeng OVO dan GoPay
Bank CIMB Niaga memilih memberikan kepastian kepada calon konsumen dengan menawarkan program bunga KPR 9,5% tetap selama 10 tahun. Ini baru pertama kali perseroan menawarkan bunga tetap dengan jangka waktu selama itu. Sebelum-sebelumnya, hanya memberikan bunga tetap rendah namun hanya berlaku sekitar dua atau tiga tahun, tahun selanjutnya akan mengambang mengikuti bunga pasar yang rata-rata di atas 10%.
Program bunga 9,5% fixed 10 tahun ini akan berlaku dari September-Desember 2020. Menurut Mortgage & Indirect Auto Business Head CIMB Niaga Heintje Mogi, program bunga tetap untuk waktu yang lama seperti akan lebih menguntungkan bagi konsumen dibandingkan dengan bunga murah tetapi hanya berlaku satu sampai dua tahun.
Ia menambahkan, era bunga rendah ini pasti akan berakhir saat ekonomi kembali pulih nantinya. Jika ekonomi bergerak maka belanja masyarakat akan naik dan inflasi akan merangkak. Di saat itu bunga akan meningkat. "Saat bunga naik nanti, bunga KPR anda tidak akan berubah masih berlaku tetap selama 10 tahun. Jadi saat ini kami mencoba memberikan kepastian di tengah ketidakpastian," ujarnya pada Kontan.co.id, Selasa (6/10).
Program ini berlaku untuk semua ticket size KPR baik dalam pembelian properti di pasar primary maupun secondary. Heintje berharap program ini bisa mendorong keinginan masyarakat yang sebelumnya menunda membeli rumah memutuskan melanjutkan rencananya.
Penyaluran KPR CIMB Niaga sudah semakin bergerak naik sejak Juli. Pada bulan September, bank ini berhasil mencatatkan booking penyaluran KPR Rp 730 miliar. Itu meningkat dari bulan Agustus yang mencapai Rp 680 miliar. Secara keseluruhan sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, penyaluran KPR perseroan masih tumbuh 5% dari akhir tahun lalu dan naik hampir 8% secara year on year (YoY).
Baca Juga: Digugat QNB, Erwin Aksa: Tak terkait Bosowa
Selain dari sisi bunga KPR, CIMB Niaga juga akan menyiapkan strategi baru untuk mendorong KPR di sisa akhir tahun ini. Bank akan mengkombinasikan antara penjualan online dan juga offline dengan tetap memperhatikan protokol Covid-19. "Sebab kalau hanya mengandalkan online tidak akan efektif. Karena beli rumah itu tidak sama seperti beli HP atau mobil. Orang harus menyambangi dulu lokasi dan memantau kawasan rumah yang hendak dibeli," jelas Heintje.
Sementara Bank Mandiri menawarkan beberapa variasi program bunga KPR yang bisa dijadikan pilihan para calon pembeli rumah. Untuk yang terendah, bank ini menawarkan bunga KPR 4,59% tetap selama setahun dan 6,86% fixed lima tahun. Untuk memberikan kepastian cicilan rumah, bank pelat merah ini menawarkan bunga 8,88% tetap untuk 10 tahun bagi karyawan Bank Mandiri dan 9,9% tetap 10 tahun untuk umum.
Program bunga KPR Bank Mandiri ini akan berlaku hingga bulan Oktober ini dalam rangka ulang tahun perseroan ke 22. Promo bunga itu akan dikemas juga dengan diskon biaya provisi dan asuransi hingga 22%.