Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
"Sedangkan yang low risk kami perkirakan akan kembali normal, yang medium risk sekitar 30%-40% dari baki debet tersebut memerlukan perpanjangan relaksasi dan kami perkirakan akan kembali normal," kata Siddik, Selasa (27/4).
Adapun yang sudah turun jadi NPL baru mencapai 0.94% per Maret. Untuk mengantisipasi penurunan kualitas setelah masa relaksasi selesai, Bank Mandiri telah mencadangkan CKPN (cadangan kerugian penurunan nilai) 10% dari total baki debet restrukturisasi Covid-19 per Maret 2021 dimana 49,4% dari total CKPN dialokasikan untuk kredit beresiko tinggi.
Baca Juga: Bank Mandiri targetkan kredit korporasi dan komersial tumbuh 4%-5% tahun ini
Sebelumnya, Bank Mandiri menargetkan akan Perseroan akan berupaya menjaga NPL sekitar 3%-3,5% tahun ini. Sedangkan Bank BTN menargetkan akan menjaga rasio NPL 3,64% tahun ini.
Direktur Wholesale Risk and Asset Management BTN Elisabeth Novie Riswanti mengatakan, pihaknya sangat fokus untuk memperbaiki kualitas kredit guna menekan NPL. “Kami terus berupaya memperbaiki kualitas kredit dengan mengoptimalkan penagihan, mempercepat penjualan aset, termasuk bekerja sama dengan perusahaan manajemen aset,” tutur Novie.
Hingga Maret 2021, total outstanding restrukturisasi Covid-19 di BTN mencapai Rp 58,9 triliun. Sekitar 5%-6% dari jumlah tersebut diproyeksi berpotensi akan turun ke NPL. Itu utamanya berasal dari debitur yang saat ini masih tidak bekerja atau sudah dilakukan PHK.
Selanjutnya: Bank Mandiri sebut Rp 10,3 triliun dari restrukturisasi kredit berisiko tinggi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News