kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Sejumlah bank daerah getol tambah modal


Minggu, 01 Maret 2020 / 19:34 WIB
Sejumlah bank daerah getol tambah modal
ILUSTRASI. Seorang karyawan menghitung uang nasabah di bank bjb cabang Surabaya di sela-sela peresmian gedung tersebut, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (17/4). Sejak awal tahun sejumlah bank daerah mulai getol tambah modal agar likuiditas dapat memenuhi kebutuhan ekspa


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun sejumlah bank daerah mulai getol tambah modal. Niatnya agar likuiditas tahun ini dapat memenuhi kebutuhan ekspansi. Termasuk untuk memenuhi ketentuan anyar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait peningkatan modal.

PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) misalnya Rabu (26/2) lalu telah dapat restu untuk menggelar aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu alias rights issue untuk bisa mengumpulkan dana hingga Rp 1,2 triliun.

Baca Juga: Batubara kian dimusuhi, bank lokal tetap terbuka terhadap pembiayaan PLTU

Direktur Utama Bank Banten Fahmi Bagus Mahesa pekan lalu kepada Kontan.co.id menyatakan aksi rights issue salah satunya digelar guna memenuhi ketentuan modal bank umum yang tengah disiapkan OJK.

Tahun ini OJK bakal menetapkan modal inti bank senilai Rp 1 triliun, dan secara bertahap akan ditingkatkan menjadi Rp 2 triliun pada 2021, dan Rp 3 triliun pada 2022. Adapun per September 2019 lalu, modal inti Bank Banten tercatat cuma Rp 190,41 miliar.

“Seluruh mata acara RUPSLB disetujui, setelah rights issue ini kami juga masih terbuka untuk melakukan penambahan modal sekiranya diperlukan untuk mendukung pertumbuhan usaha dan memenuhi regulasi yang berlaku,” kata Fahmi.

Fahmi menambahkan sejauh ini pemegang saham juga telah berkomitmen untuk mengeksekusi haknya dalam aksi ini. Aksi rights issue ini sendiri akan dilakukan dengan menerbitkan 400 miliar saham baru seri C dengan nominal Rp 3 per lembar.

Baca Juga: Lebih rendah dari Januari, ekonom Bank Permata prediksi inflasi Februari 0,16%

Saat ini kepemilikan Bank Banten digenggam PT Banten Global Developmet sebesar 51,00%, dan publik sebesar 49,00%. Perinciannya publik mengempit 16,78% saham seri A dengan nominal Rp 100 per saham, dan 32,22% saham seri B dengan nominal Rp 100 per lembar. Sementara Banten Global mengempit 51,00% saham seri B.

Pascaaksi ini, komposisi kepemilikan saham akan menjadi, seri A dimiliki publik sebesar 2,32%. Seri B dikempit publik 4,45%, dan Banten Global sebesar 7,05%. Sementara saham anyar seri C dengan nominal Rp 3 per lembar akan dikuasai publik sebesar 42,23%, dan Banten Global sebanyak 43,96%. “Sejauh ini juga belum ada rencana dari pemegang saham untuk menyetor modal selain dalam bentuk uang,” lanjut Fahmi.

Sebagai tambahan, aksi ini memperbolehkan para pemegang saham menyetor modal dalam bentuk bukan uang, misalnya berupa hak tagih yang bisa dialihkan ke perseroan.

Adapula PT Bank Pembangunan Daera Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) yang juga akan menambah likuiditas perseroan dengan menerbitkan obligasi subordinasi. Ini akan jadi aksi lanjutan, dimana perseroan telah menerbitkan surat utang senilai Rp 500 miliar awal Februari lalu.

Baca Juga: ASPI siapkan Strategi dukung Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025

“Kami masih punya jatah penerbitan obligasi Rp 500 miliar lagi, rencananya mungkin akan kami terbitkan pada kuartal lII-2020 mendatang,” kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Bank BJB Nia Kania dalam paparan publik di Jakarta, Jumat (28/2) lalu.

Adapun Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi menambahkan, penerbitan obligasi ini sepenuhnya akan digunakan untuk bekal ekspansi perseroan di tahun ini. Maklum, tahun ini Bank BJB masih pasang target pertumbuhan tinggi sebesar 10%-11%.

Adapun tahun lalu, kinerja intermediasi perseroan tumbuh 8,7% (yoy) menjadi Rp 81,18 triliun. Segmen kredit konsumer jadi penopang utamanya dengan penyaluran senilai Rp 56,30 triliun dan pertumbuhan 9,4% (yoy).

Yuddy menambahkan pihaknya juga telah menyiapkan aksi penambahan modal bagi entitas anak perseroan yaitu PT Bank BJB Syariah. Aksi ini juga dilakukan guna persiapan untuk memenuhi ketentuan modal anyar baru dari OJK.

Baca Juga: Permudah pinjaman lewat BRISPOT, BRI targetkan kredit mikro tumbuh di atas 10%

“Meskipun aturannya belum dirilis OJK, namun dalam RBB 2020, kami sudah menganggarkan Rp 100 miliar untuk tambah modal ke BJB Syariah. Jika nanti aturannya terbit, kami akan sesuaikan nilainya dengan ketentuan yang berlaku,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×