Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
Sebagai tambahan, aksi ini memperbolehkan para pemegang saham menyetor modal dalam bentuk bukan uang, misalnya berupa hak tagih yang bisa dialihkan ke perseroan.
Adapula PT Bank Pembangunan Daera Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) yang juga akan menambah likuiditas perseroan dengan menerbitkan obligasi subordinasi. Ini akan jadi aksi lanjutan, dimana perseroan telah menerbitkan surat utang senilai Rp 500 miliar awal Februari lalu.
Baca Juga: ASPI siapkan Strategi dukung Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025
“Kami masih punya jatah penerbitan obligasi Rp 500 miliar lagi, rencananya mungkin akan kami terbitkan pada kuartal lII-2020 mendatang,” kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Bank BJB Nia Kania dalam paparan publik di Jakarta, Jumat (28/2) lalu.
Adapun Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi menambahkan, penerbitan obligasi ini sepenuhnya akan digunakan untuk bekal ekspansi perseroan di tahun ini. Maklum, tahun ini Bank BJB masih pasang target pertumbuhan tinggi sebesar 10%-11%.
Adapun tahun lalu, kinerja intermediasi perseroan tumbuh 8,7% (yoy) menjadi Rp 81,18 triliun. Segmen kredit konsumer jadi penopang utamanya dengan penyaluran senilai Rp 56,30 triliun dan pertumbuhan 9,4% (yoy).
Yuddy menambahkan pihaknya juga telah menyiapkan aksi penambahan modal bagi entitas anak perseroan yaitu PT Bank BJB Syariah. Aksi ini juga dilakukan guna persiapan untuk memenuhi ketentuan modal anyar baru dari OJK.
Baca Juga: Permudah pinjaman lewat BRISPOT, BRI targetkan kredit mikro tumbuh di atas 10%
“Meskipun aturannya belum dirilis OJK, namun dalam RBB 2020, kami sudah menganggarkan Rp 100 miliar untuk tambah modal ke BJB Syariah. Jika nanti aturannya terbit, kami akan sesuaikan nilainya dengan ketentuan yang berlaku,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News