kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Sejumlah Bank Digital Mulai Fokus Sasar Penyaluran Kredit ke Segmen Produktif UMKM


Rabu, 20 November 2024 / 19:23 WIB
Sejumlah Bank Digital Mulai Fokus Sasar Penyaluran Kredit ke Segmen Produktif UMKM
ILUSTRASI. Sejumlah bank digital mulai tertarik untuk menyasar segmen kredit ke segmen produktif melalui penyaluran kredit langsung./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/27/07/2024.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank dengan layanan digital atau bank digital mulai tertarik untuk menyasar segmen kredit ke segmen produktif melalui penyaluran kredit langsung atau direct loan. 

Ambil contoh Bank Saqu, bank dengan layanan digital dari PT Bank Jasa Jakarta ini mulai melakukan pilot project untuk produknya direct loan yang nantinya akan menyasar pelaku usaha perorangan atau yang disebut Solopreneuer. 

Presiden Direktur Bank Saqu, Leonardo Koesmanto menyatakan, saat ini pihaknya masih mempersiapkan pilot project dengan matang sebelum nantinya siap diluncurkan untuk publik. 

Baca Juga: Qoin: Pendatang Baru Pemain Dompet Digital dengan Fitur Penerbit QRIS

"Jadi nanti peruntukannya personal, makanya dengan soloprenuer tadi adalah untuk pemula. Tapi visi kami ke depannya adalah ke arah sana, karena di Bank Jasa Jakarta juga selain produk digital kami dengan Bank Saqu, kita juga memang bank yang dari sisi relationship dengan UMKM," ungkap Leo saat ditemui di Jakarta, Rabu (20/11). 

Jika melihat penyaluran kredit Bank Jasa Jakarta per September 2024, tercatat sebesar Rp 4,98 triliun, naik 67,72% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 2,97 triliun.

Adapun untuk produk direct loan atau kredit langsung, Leo menyebut kemungkinan pihaknya baru berencana akan merilisnya di tahun 2025 mendatang. Mengingat saat ini Bank Saqu sedang fokus pada segmen fitur simpanannya.

"Saat ini rencana bisnis jangka pendeknya, tiap beberapa bulan pasti ada improvement, mengembangkan produk Saqu yang bisa nabung bareng, dan untuk jangka panjang kedepannya kita mau ada produk pinjaman," terang Leo. 

Tak jauh beda, PT Bank Seabank Indonesia (Seabank) mulai fokus menyasar segmen produktif seperti UMKM atau pelaku usaha perorangan yang juga masih berada di ekosistem Shopee. 

Wakil Direktur Utama Seabank Junedy Liu menyatakan, saat ini sekitar 50% dari penyaluran kredit Seabank adalah ke sektor produktif. 

Baca Juga: Minat Belanja Online Tinggi, Bisnis E-Commerce di Indonesia Terus Tumbuh

Adapun per September 2024, Seabank telah menyaluran kredit sebesar Rp 19,7 triliun, meningkat 24,8% yoy dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 15,81 triliun. 

Sementara itu, Seabank saat ini juga berencana mengembangkan produk direct loan dengan limit pinjaman yang lebih besar dibandingkan dari yang limit ditawarkan saat ini yang maksimal hanya Rp 15 juta untuk produk paylater. 

"Mereka misalnya kalau mau pinjam Rp 100 juta ke bank konven susah banyak syaratnya, namun kalau mau pinjam ke pinjol juga mahal (bunganya), jadi masih ada sela untuk membantu UMKM dengan memberikan pijaman dengan limit yang lebih besar, tapi dengan bunga yang rendah, ini kami melihat prospeknya bagus," ungkap Junedy. 

Lebih lanjut Junedy menyatakan, dengan kehadiran limit pinjaman yang lebih besar nantinya, Seabank ingin mengedukasi nasabah untuk bertumbuh Bersama bisnis mereka, sehingga jika bisnis nasabah sudah naik level, dan ingin mengajukan pinjaman yang lebih besar dari yang ditawarkan Seabank, maka nasabah bisa lebih mudah melakukan pinjamana kepada bank konven dengan lebih mudah karena sudah memiliki riwayat kredit yang baik di Seabank. 

Di sisi lain, PT Bank Raya Indonesia Tbk (Bank Raya) yang memang fokus menyasar segmen UMKM, terus mendorong penyaluran kreditnya dengan konsisten tetap konsisten melakukan ekspansi pada portfolio kredit digital, terutama dengan mengoptimalkan potensi sinergi di dalam ekosistem BRI Group dan peningkatan kolaborasi dengan komunitas dan terus membuka akses pada berbagai ekosistem digital. 

Baca Juga: Pendapatan Bank dari Recovery Asset Meningkat di Kuartal III-2024

Direktur Keuangan Bank Raya, Rustarti Suri Pertiwi menyebut hal tersebut menjadi strategi Bank Raya untuk mendorong portofolio kredit UMKM  di sisa akhir tahun 2024 dengan terus memperhatikan prinsip kehati-hatian sehingga kualitas kredit dapat terus terjaga.

Hal ini dengan mempertimbangkan bahwa saat ini Bank Raya telah mempunyai rangkaian produk digital yang lengkap yang ditujukan untuk nasabah segmen UMKM-nya. Pinang Dana Talangan menjadi salah satu growth driver bisnis dan champion produk digital Bank Raya yang ditujukan untuk mendukung produktivitas Agen Laku Pandai. 

Sampai dengan September 2024, kredit melalui Pinang Dana Talangan telah disalurkan sebanyak Rp 11,8 triliun atau tumbuh 69% yoy kepada sekitar 36.000 Agen BRILink dan Agen Pegadaian dengan outstanding mencapai Rp 580 miliar atau tumbuh signifikan sebesar 195% yoy.

"Bank Raya masih melihat bahwa dengan karakteristik produk digital Bank Raya yang smaller, shorter dan faster mampu memenuhi kebutuhan spesifik segmen UMKM, sehingga peluang pasar masih terbuka," ungkapnya kepada Kontan, Rabu (20/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×