kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sejumlah Bank Ini Catat Pertumbuhan Bunga Lebih Tinggi Dibandingkan Kredit


Minggu, 07 Juli 2024 / 20:32 WIB
Sejumlah Bank Ini Catat Pertumbuhan Bunga Lebih Tinggi Dibandingkan Kredit
ILUSTRASI. Tren suku bunga tinggi membuat sejumlah bank telah menaikkan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK).


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren suku bunga tinggi membuat sejumlah bank telah menaikkan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) pada tahun ini. Namun, banyak bank masih mempertahankan dan tidak menaikkan SBDK meskipun tantangan kenaikan biaya dana alias cost of fund membayangi.

Dalam catatan Kontan.co.id, sejumlah bank yang memutuskan untuk menaikkan SBDK adalah Bank CIMB Niaga, OCBC Indonesia, Bank Tabungan Negara (BTN), Bank BTPN, dan Bank Negara Indonesia (BNI).

Jika menelisik laporan keuangan bank-bank terebut per Mei 2024, kebijakan menaikkan SBDK nampaknya mulai terlihat dari pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang lebih tinggi melampaui pertumbuhan penyaluran kreditnya.

Ambil contoh Bank CIMB Niaga yang telah menaikkan SBDK pada seluruh segmen kreditnya sejak Februari 2024. Alhasil ini turut membuat pertumbuhan pendapatan bunga bank naik 7,40% secara tahunan (YoY) mencapai Rp 9,19 triliun, melampaui pertumbuhan kredit yang naik 3,77% YoY mencapai Rp 203,18 triliun per Mei 2024.

Baca Juga: Pelan-pelan, BNI Kerek Bunga Kredit Sejak Mei dan Juni 2024

Sumber Laporan Keuangan Bulanan Masing-Masing Bank.png
 

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, kontribusi terbesar dari pertumbuhan kredit didominasi dari segmen Usaha Kredit Mikro dan Ritel Konsumen seperti Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).

"Kredit ritel konsumer tumbuh di kisaran 6,5%. Sedangkan segmen UKM masih tetap baik dengan pertumbuhan di kisaran 9,5%," ungkap Lani kepada Kontan belum lama ini.

Sebelumnya keputusan CIMB Niaga dalam menaikkan SBDK sejalan dengan upaya bank dalam mengimbangi mahalnya biaya dana atau cost of fund yang bisa mempengaruhi profit bank.

Senada, Bank BTPN juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan bunga yang lebih tinggi yakni 7,99% YoY dibandingkan dengan pertumbuhan kreditnya yang sebesar 4,13% YoY per Mei 2024.

Baca Juga: Beban Bunga Terus Mendaki, Laba Bank Tak Lagi Seksi

Dalam rinciannya Bank BTPN telah menyalurakn kredit sebesar Rp 144,40 triliun, dan memperoleh pendapatan bunga sebesar Rp 5,85 triliun per Mei 2024.

Asal tahu saja, Bank BTPN sebelumnya telah menaikkan SBDK pada segmen kredit korporasi dan ritelnya menjadi 7,82% dan 10,25% pada 29 Februari 2024. Namun terbaru, Bank BTPN telah memberlakukan SBDK dan menurunkannya Kembali pada 31 Mei 2024.

Dalam kebijakan SBDK Bank BTPN terbaru ini, dimana segmen korporasi, ritel, dan mikro justru diturunkan masing-masing menjadi 7,63%, 10,22% dan 16,48%.

Segmen Mikro menjadi yang paling turun drastis dari sebelumnya 18,31% per 29 Februari lalu menjadi 16,48% sejak 31 Mei 2024. Di sisi lain, SBDK segmen non KPR justru naik dari 12,62% menjadi 12,77% per 31 Mei 2024.

Baca Juga: Sejumlah Bank Mengklaim Bunga Kredit UMKM Belum Naik

Perlu ketahui, SBDK digunakan sebagai dasar penetapan suku bunga kredit yang akan dikenakan bank kepada nasabah. SBDK belum memperhitungkan komponen estimasi premi risiko yang besarnya tergantung dari penilaian bank terhadap risiko masing-masing debitur atau kelompok debitur. Dengan demikian, besarnya suku bunga kredit yang dikenakan kepada debitur belum tentu sama dengan SBDK.

Meski banyak bank tidak menaikkan SBDK dan bunga kreditnya, sejumlah bank terlihat mencatatkan pertumbuhan pendapatan bunga yang tinggi, melampaui pertumbuhan kreditnya.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) misalnya, bank yang memiliki portofolio kredit terbesar di segmen UMKM ini mencatatkan pertumbuhan pendapatan bunga tembus 16,37% YoY per Mei 2024 dengan nilai Rp 67,37 triliun per Mei 2024. 

Angka tersebut melampaui pertumbuhan kreditnya yang tumbuh 10,65% YoY dengan nilai mencapai Rp 1.202,49 triliun per Mei 2024. 

Baca Juga: Beban Bunga Tinggi Mengancam Laba Perbankan

Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengatakan, penyumbang utama pendapatan bunga BRI adalah segmen UMKM, khususnya segmen mikro. Terkait dengan SBDK dan bunga kredit, Hendy mengatakan belum ada perubahan hingga saat ini.

"Suku bunga kredit BRI tidak mengalami perubahan sejak 31 Desember 2021, dan sampai dengan saat ini BRI belum ada wacana untuk menaikkan suku bunga kredit," ungkap Hendy kepada Kontan.

Adapun tahun ini, BRI memproyeksikan pertumbuhan kredit dapat mencapai 10-12%. Untuk mencapai target tersebut, BRI akan tetap fokus di UMKM.

"Kami sudah canangkan go smaller, yakni masuk ke segmen ultra mikro (UMi). Oleh karena itu Holding UMi juga kami jadikan sumber pertumbuhan baru. BRI juga akan terus melakukan penyaluran kredit secara selektif (selective growth) di segmen lainnya," ungkap Hendy.

Selain BRI, ada Bank Danamon Indonesia yang terlihat mencatatkan pendapatan bunga yang tumbuh lebih tinggi sebesar 19,29% YoY dibandingkan penyaluran kreditnya yang tumbuh 16,51% YoY per Mei 2024.

Pendapatan bunga Bank Danamon tercatat sebesar Rp 5,91 triliun, sementara penyaluran kreditnya mencapai Rp 147,95 triliun per Mei 2024. Jika dilihat dari situs resminya, Bank Danamon belum terlihat menaikkan SBDK sampai saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×