kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.490.000   -5.000   -0,33%
  • USD/IDR 15.565   20,00   0,13%
  • IDX 7.560   39,05   0,52%
  • KOMPAS100 1.173   4,74   0,41%
  • LQ45 938   4,49   0,48%
  • ISSI 228   1,12   0,49%
  • IDX30 481   1,52   0,32%
  • IDXHIDIV20 577   -0,47   -0,08%
  • IDX80 134   0,48   0,36%
  • IDXV30 141   -0,93   -0,66%
  • IDXQ30 160   -0,35   -0,22%

Sejumlah Bank Optimalkan Penjualan Aset Bermasalah untuk Tingkatkan Pendapatan


Senin, 14 Oktober 2024 / 18:59 WIB
Sejumlah Bank Optimalkan Penjualan Aset Bermasalah untuk Tingkatkan Pendapatan
ILUSTRASI. Suasana di Menara BTN, Jakarta, Senin (23/10). Sejumlah bank di Indonesia semakin gencar mengoptimalkan penjualan aset bermasalah dari kredit debitur yang telah dihapus buku.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank di Indonesia semakin gencar mengoptimalkan penjualan aset bermasalah dari kredit debitur yang telah dihapus buku. Langkah ini turut berkontribusi pada peningkatan pendapatan recovery bank pada pertengahan kuartal III-2024.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menjadi salah satu bank yang mengoptimalkan penjualan aset kredit hapus buku melalui berbagai skema, termasuk lelang hak tanggungan dan skema lainnya. 

Hasilnya, pendapatan recovery BTN meningkat 60% secara tahunan (year-on-year/yoy), mencapai lebih dari Rp 470 miliar hingga Agustus 2024.

Baca Juga: Sejumlah Bank Gencar Jual Aset Bermasalah

Direktur Assets Management BTN, Elisabeth Novie Riswanti, menyatakan peningkatan pendapatan recovery tersebut terjadi secara merata di segmen kredit komersial dan konsumer. 

Selain itu, BTN secara aktif melakukan investor gathering, bekerja sama dengan pihak ketiga seperti balai lelang swasta, serta memanfaatkan kanal digital seperti Portal RumahMurah Bank BTN untuk memudahkan akses masyarakat terhadap agunan siap jual.

"Pada kuartal IV tahun 2024, juga direncanakan akan dilakukan Bulksales," kata Elisabeth kepada Kontan, Senin (14/10).

Seiring dengan peningkatan penjualan aset bermasalah, kualitas kredit BTN membaik, terlihat dari penurunan rasio NPL Gross sebesar 31 basis poin (bps) pada Agustus 2024 dibandingkan periode yang sama tahun 2023. BTN memproyeksikan rasio NPL akan turun di bawah 3% hingga akhir 2024.

Baca Juga: KB Bank Jual Aset Berkualitas Rendah Rp 2,8 Triliun di Semester I-2024

PT Bank Raya Indonesia Tbk (Bank Raya) juga mencatatkan peningkatan pendapatan recovery dari penjualan aset bermasalah, yang mencapai sekitar Rp 338 miliar hingga Agustus 2024, terutama dari segmen usaha menengah.

Direktur Keuangan Bank Raya, Rustarti Suri Pertiwi, menjelaskan bahwa Bank Raya menggunakan berbagai skema untuk mengoptimalkan pendapatan recovery, seperti penyelesaian damai melalui negosiasi dengan nasabah, lelang melalui KPKNL, serta kerja sama dengan pihak ketiga.

"Sampai kuartal III tahun ini, Bank Raya optimis dengan potensi peningkatan pendapatan recovery. Namun, fokus utama tetap pada ekspansi kredit digital secara hati-hati agar kualitas aset tetap terjaga," ujar Tiwi, sapaan akrab Rustarti, kepada Kontan, Senin (14/10).

Bank Raya juga berhasil menjaga kualitas kreditnya, dengan rasio NPL gross menurun dari 4,35% pada kuartal II-2023 menjadi 4,14% di kuartal II-2024.

Baca Juga: Krom Bank Jual Aset Cabang Senilai Rp 2,95 Miliar

Sementara rasio NPL nett tetap terjaga di bawah 2%, yakni sekitar 1,8%. Selain itu, Bank Raya menjaga kecukupan pencadangan-nya dengan NPL Coverage di atas 300%, yaitu sebesar 349% pada akhir kuartal II-2024.

Bank BTN dan Bank Raya optimistis langkah-langkah ini akan terus mendukung perbaikan kualitas aset hingga akhir 2024.

Selanjutnya: Begini Strategi dan Target Cikarang Listrindo (POWR) Memacu Energi Terbarukan

Menarik Dibaca: Cara Mematikan iCloud di iPhone agar Tidak Otomatis Sinkron

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×