kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah Bank Sebut Tak Terdampak Langsung Atas Bangkrutnya SVB


Rabu, 15 Maret 2023 / 18:53 WIB
Sejumlah Bank Sebut Tak Terdampak Langsung Atas Bangkrutnya SVB
ILUSTRASI. Logo SVB (Silicon Valley Bank). REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

Direktur Utama Bank Ina Perdana Daniel Budirahayu juga menilai dampak dari bangkrutnya SVB tidak terlalu besar pengaruhnya, karena model bisnisnya berbeda, dan likuiditas bank dinilai dalam kondisi yang baik.

"Kami baru menambah Modal inti menjelang akhir tahun kemari oleh karena itu permodalan kami masih relative aman. Tahun ini belum ada wacana untuk melakukan corporate actions seperti rights issue maupun private placement," ujarnya.

Adapun, Pengamat Pasar Modal Universitas Indonesia (UI) Budi Frensidy menilai dengan kolapsnya sejumlah  bank besar di Amerika Serikat (AS) akan berdampak kepada semakin negatifnya pasar terhadap valuasi saham bank digital yang memang sudah terpuruk sejak beberapa bulan terakhir.

"Walau begitu saya pikir kesehatan bank digital semakin baik dengan dilakukannya efisiensi walaupun masih perlu waktu untuk memberikan laba bersih dan cash flow yang diharapkan," ujarnya.

Ia menyebut, antisipasi penguatan modal yang harus dilakukan bank-bank digital, yakni mengundang investor strategis, rights issue, dan rasionalisasi biaya yang ada.

Adapun Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Trioksa Siahaan melihat, dampaknya adalah terkait kepercayaan kepada bank khususnya bank digital.

Baca Juga: Fasilitasi Modal bagi Pelaku UMKM Perempuan, DANA Gaet Ant Group Hadirkan SisBerdaya

"Untuk kesehatan bank digital, sejauh ini cukup terbantu karena regulasi untuk perbankan sudah tergolong ketat hanya tetap perlu waspada bila melihat kasus yang terjadi pada SVB di Amerka," tuturnya.

Menurutnya, antisipasi yang harus dilakukan bank digital di tanah air adalah perlu diperkuat permodalan perbankan seperti yang sudah dilakukan sesuai dengan regulasi, serta pengawas perlu lebih mengawasi bisnis bank-bank digital agar tidak terjadi seperti kasus di Amerika.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae juga menilai, penutupan Silicon Valley Bank (SVB) oleh Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) Amerika Serikat tidak akan berdampak langsung terhadap industri perbankan Indonesia yang disebut memiliki kondisi yang kuat dan stabil.

Apalagi, industri perbankan Indonesia yang tidak memiliki hubungan bisnis, facility line maupun investasi pada produk sekuritisasi SVB. Selain itu, berbeda dengan SVB dan perbankan di AS umumnya, bank-bank di Indonesia tidak memberikan kredit dan investasi kepada perusahaan technology startup maupun kripto.

"Oleh karena itu, OJK mengharapkan agar masyarakat dan Industri tidak terpengaruh terhadap berbagai spekulasi yang berkembang di kalangan masyarakat," kata Dian dalam keterangan resminya, Senin (13/3).

Di samping itu, OJK juga terus melakukan berbagai langkah kebijakan kolaboratif dan sinergi dengan Bank Indonesia (BI), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), baik secara langsung maupun melalui Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam mengantisipasi potensi dampak dan tekanan global.

OJK memastikan akan terus meningkatkan pemantauan terhadap berbagai perkembangan yang terjadi secara global dan implikasinya terhadap perbankan Indonesia. Memastikan penerapan manajemen risiko dan tata kelola Bank yang baik dalam setiap aktivitas pengelolaan portofolio aset produktif dan pendanaan. Serta memitigasi risiko konsentrasi yang berdampak terhadap kinerja keuangan Bank.

Baca Juga: Targetkan Transaksi Kartu Kredit Naik 30%, Bank CIMB Niaga Gaet Jaringan Hotel Accor

Selain itu, OJK juga meminta perbankan untuk senantiasa melakukan langkah-langkah strategis antara lain meningkatkan fungsi maupun peran Asset & Liability Committee dalam melakukan pengelolaan aset dan kewajiban, mengevaluasi kecukupan pencadangan risiko, melakukan stress test yang komprehensif serta mengkaji dan mengkinikan recovery dan resolution plan secara berkala.

Untuk diketahui, Silicon Valley Bank (SVB) kolaps akibat penarikan dana besar-besaran dalam 48 jam. Awalnya, SVB menjual obligasi senilai US$ 21 miliar di bawah harga tersebut. Kerugian penjualan mencapai US$ 1,8 miliar.

SVB juga berniat mencari pendanaan dari perusahaan venture capital General Atlantic dan menjual obligasi konversi ke publik. Secara total, SVB berniat mencari pendanaan sekitar US$ 42 miliar.

Pasar pun terkejut dengan rencana pendanaan SVB. Kabar ini memicu klien SVB terutama venture capitalist mengarahkan klien portofolio untuk ramai-ramai menarik dana dari SVB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×